Ahok-Djarot Kini Punya Jargon "Kerja Keras Bernyali": Cara Kampanye Beda Dari Calon Lain

Bersama dengan Ahok, Djarot mengikuti rapat internal PDIP. Rapat yang membahas strategi kampanye itu, diikuti Sekretaris Jenderal PDIP Haso Kristiyant

Editor: Alfred Dama
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat melihat warga yang sedang diperiksa matanya saat acara kegiatan bakti sosial di Jalan Bhineka, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Minggu (23/10/2016). Bakti sosial tersebut digalang Barisan Relawan Basuki-Djarot (Bara Badja) dengan membagikan sekitar 1000 kacamata baca gratis kepada warga sekitar yang membutuhkan. 

POS KUPANG.COM, JAKARTA -- Pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat kini memiliki tagline atau jargon untuk Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.

Djarot saat dikonfirmasi mengenai kampanye hari pertama pada Jumat (28/10/2016), mengatakan tak ada yang spesial atau kampanye secara besar-besaran.

Hanya, Djarot mengungkapkan jargon atau tagline yang akan digunakannya pada Pilkada.

"Hari pertama enggak ada yang spesial. Enggak ada pengerahan massa gede-gedean. Yang pasti kampanye dengan senyum, karena tagline-nya kan jelas, 'kerja keras bernyali'," ucap Djarot di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (24/10/2016).

Bersama dengan Ahok, Djarot mengikuti rapat internal PDIP. Rapat yang membahas strategi kampanye itu, diikuti Sekretaris Jenderal PDIP Haso Kristiyanto, Ketua Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Prasetio Edi Marsudi, serta beberapa anggota DPR RI dan DPRD DKI Jakarta dari fraksi PDIP.

"Fokus pembicaraan kita itu, menyamakan pikiran, menyamakan hati, dan menyamakan tindakan," ujar Djarot.

Djarot enggan mengungkapkan, strategi kampanye yang akan digunakannya jelang pests demorasi ibu kota pada 15 Februari 2017.

Yang jelas, cara berkampanyenya, berbeda dari dua pasangan calon lain, yakni Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno.

"Kami punya cara sendiri. Hari ini, kita menyamakan persepsi dulu. Menyamakan hati, menyamakan pikiran, dan menyamakan tindakan. Kemudian dibangunlah perasaan satu rasa, satu emosional yang bergerak bersama-sama," imbuh Djarot. (Dennis Destryawan/Tribunnews)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved