Mengembangkan Budaya Daerah

Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-63 tahun 2016, SMAK Syuradikara Ende menggelar festival Gawi (tarian asal Kabupaten Ende).

Editor: Agustinus Sape
POS KUPANG/ROMUALDUS PIUS
GAWI - Peserta sedang membawakan tarian gawi di lapangan sepakbola SMAK Syuradikara-Ende, Selasa malam (27/9/2016). 

DALAM rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-63 tahun 2016, SMAK Syuradikara Ende menggelar festival Gawi (tarian asal Kabupaten Ende). Pesertanya berasal dari sembilan kecamatan di kabupaten tersebut.

Nuansa perayaan HUT SMAK Syuradikara tahun ini, seperti diakui kepala sekolahnya, agak berbeda dengan perayaan tahun- tahun sebelumnya. Sebelumnya perayaan HUT sekolah ini diwarnai lomba atau atraksi drum band atau kegiatan-kegiatan yang bernuansa modern.

Mengapa sekolah terkemuka di Kabupaten Ende ini beralih kepada yang lokal dan tradisional? Tentu saja ini muncul dari kesadaran bahwa masyarakat kita, terutama generasi mudanya, sedang dilanda arus globalisasi. Akibat globalisasi, pengaruh- pengaruh luar dengan leluasa masuk ke daerah kita, baik secara langsung melalui kehadiran para wisatawan mancanegara maupun melalui media-media informasi dan komunikasi, seperti televisi dan internet.

Pengaruh-pengaruh ini tidak semuanya buruk. Tidak sedikit juga yang membawa pengaruh positif bagi perkembangan masyarakat kita. Namun, yang mengkhawatirkan, karena budaya-budaya luar memiliki kemasan yang menarik, masyarakat kita cenderung lebih tertarik untuk mengikutinya sambilmelupakan atau mengabaikan budaya-budaya sendiri hasil kreasi nenek moyang kita secara turun-temurun.

Mungkin dari segi kemasan, budaya-budaya lokal ini tidak menarik, tetapi kalau ditelaah atau direfleksi lebih dalam, budaya-budaya itu mengandung pesan-pesan kearifan lokal yang menampilkan ciri khas dan jati diri kita di tengah arus globalisasi.

Karena itu, kita mengapresiasi dan mendukung festival Gawi yang diselenggarakan SMAK Syuradikara Ende sebagai wujud penghargaan dan pembudayaan tarian lokal. Kita tidak membenci kehadiran budaya-budaya dari luar, tetapi setidaknya kita juga harus bisa unjuk diri di tengah dunia yang beraneka ragam. Kita harus membuktikan bahwa bukan hanya orang- orang barat atau negara-negara asing yang memiliki budaya, tetapi kita juga memiliki budaya yang tidak kalah dengan budaya-budaya luar itu. Bahkan kelompok-kelompok kesenian daerah dari Indonesia banyak yang menarik perhatian orang- orang barat lewat atraksi-atraksi kesenian daerah.

Kita harapkan tidak hanya SMAK Syuradikara yang menggelar festival seperti ini. Hampir setiap daerah di NTT memiliki tarian-tarian khas seperti ja'i dari Kabupaten Ngada, dolo-dolo dari Flores Timur. Ini adalah contoh-contoh budaya lokal yang tidak hanya digandrungi orang-orang kita sendiri, tetapi juga sudah digandrungi orang-orang lain. Ini bukti bahwa budaya kita memiliki keunggulan komparatif. Karena itu, mari kita terus kembangkan budaya kita.*

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved