Kepala PLN Arogan Akan Dipanggil DPRD Sumtim
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumba Timur akan memanggil pihak PT. PLN Area Sumba terkait pemadaman listrik di daerah itu yang tidak kenal wak
Penulis: John Taena | Editor: Alfred Dama
Laporan wartawan Pos Kupang, John Taena
POS KUPANG.COM, WAINGAPU -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumba Timur akan memanggil pihak PT. PLN Area Sumba terkait pemadaman listrik di daerah itu yang tidak kenal waktu.
Pihak managemen salah satu BUMN tersebut dinilai arogan dan hanya mau mengejar keuntangan dari para pelanggan di daerah itu.
Ketua Komisi C, DPRD Sumba Timur, Ali Oemar Fadaq, kepada Pos Kupang.com di ruang kerjanya, Jumat (16/9/2016) menyangkan sikap managemen perusahaan listrik negara yang selama ini beroperasi di wilayah itu.
Para pelanggan listrik di daerah itu pasti mau mengerti jikalau PLN mengalami kekurangan daya dan terpaksa harus dilakukan pemadaman berglir.
Dikatakanya, "Kemarin lebaran haji itu, dia padamkan listrik di lokasi yang menjadi komunitas umat muslim. Sangat disayangkan pemadaman itu pas hari lebaran haji, sudah lebih dari PKI saja. Kita bukan minta diistimewakan, tapi inikan sudah sudah fiks kayak hari raya natal itu tanggalnya sudah pasti dan tidak berubah lagi seperti idulfitri."
Pemerintah bersama segenap warga Sumba Timur, katanya, sangat mendukung eksistensi PT. PLN Area Sumba selama ini. Sumbangan dua unit mesin yang diberikan kepada pihak perusahaan tersebut adalah bukti nyata dari dukungan tersebut. Namun sangat disayangkan, hingga saat ini.
"Itukan pengecut, makanya DPRD Sumba Timur akan panggil PLN itu. Dalam waktu dekat," tegasnya.
Selama ini, tambah Ali Fadaq, sudah banyak pelanggan listrik di Sumba Timur yang hendak melakukan demonstrasi ke pihak PT. PLN Area Sumba Timur. Namun sebagai wakil rakyat, pihaknya meminta warga untuk menahan diri.
"Ada ratusan pelanggan yang sudah siap untuk demo ke PLN tapi kami tahan, sebagai wakil rakyat kami tidak mau masyarakat bertindak anarkis. Makanya kemarin itu saya datangi kantor PLN mau koordinasi persoalannya di mana? Tapi kepala PLN malah gerakan aparat untuk jaga dan tidak mau ketemu saya. Itu pengecut," ketusnya.