Menciptakan Juragan, Bukan Pencari Juragan

Saat ini mungkin sekitar empat belas ribu alumni UKAW telah tersebar di berbagai belahan daerah

Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG/OBY LEWANMERU
Rektor Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang, Frangki Salean,S.E,M.P (tengah) membuka acara lokakarya di Aula Rektorat UKAW Kupang, Sabtu (23/1/2016) 

Kado untuk 31 Tahun UKAW Kupang
Oleh Dr. Wilson M.A. Therik
Alumnus Fakultas Ekonomi UKAW Kupang (1999-2004)
Dosen Pascasarjana Studi Pembangunan UKSW Salatiga

POS KUPANG.COM - Berawal dari mimpi para founding untuk menciptakan perguruan tinggi Kristen berkualitas sebagai bentuk kehadiran syalom Allah di tengah-tengah bumi Flobamora. Kini mimpi itu telah menjadi kenyataan. 31 tahun perjalanan Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang (4 September 1985-4 September 2016) bukan berjalan dalam ruang hampa udara. Pergumulan demi pergumulan telah berhasil dilalui karena pengharapan telah membimbing segala sesuatu indah pada waktunya.

Saat ini mungkin sekitar empat belas ribu alumni UKAW telah tersebar di berbagai belahan daerah di Indonesia maupun di luar Indonesia (Tahun 2013 tercatat UKAW memiliki 12.267 alumni sejak berdiri pada tahun 1985, Pos Kupang, 20/9/2013).

Masing-masing alumni telah mengimplementasikan dan mengabdikan almamater kepada masyarakat luas. Hal ini tentu perlu disadari oleh civitas akademika UKAW bahwa alumni adalah salah satu pilar dalam penciptaan image UKAW kepada masyarakat. Karena itu pula Pengurus Pusat IKAN ARWANA (Ikatan Alumni Universitas Kristen Artha Wacana) harus berani keluar dan "melawan arus" demi sumbangsih para alumni untuk kemajuan almamaternya.

UKAW sebagai Socio-Enterpreneur University
Seiring dengan perkembangan dunia kerja/dunia industri dan terutama perkembangan dunia perguruan tinggi saat ini, visi, misi, dan kompetensi pendidikan dan pengajaran di UKAW nampaknya masih setia sebagai teaching university yang justru sudah mulai ditinggalkan oleh perguruan tinggi terkemuka di Indonesia maupun di dunia.

Saat ini adalah eranya enterpreneur university dan research university. Sudah waktunya UKAW mulai untuk memantapkan langkah menuju socio-enterpreneur university agar paradigma out put UKAW hendaknya dalam upaya untuk pembentukan lulusan yang memiliki spirit of enterpreneur yakni bukan sebagai "pencari juragan tetapi menciptakan juragan."

Dalam proses yang panjang, saya yakin UKAW sesungguhnya telah menunjukkan pengalaman sekaligus kapasitas yang dimilikinya. Sebagai ingatan sejarah, UKAW sesungguhnya bermula dari didirikannya Akademi Theologia Kupang (1971) kemudian menjadi Sekolah Tinggi Teologi Kupang (1981) dan akhirnya UKAW (1985) buah pergumulan umat Kristen yang tergabung di Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) dan Gereja Kristen Sumba (GKS). Namun sebagai alumnus UKAW dari Program Studi S1 Manajemen pada Fakultas Ekonomi, saya perlu menyampaikan beberapa hal berupa sumbangan pemikiran dan catatan kritis sebagai kado Ulang Tahun ke-31 almamater tercinta.

Pertama, Kemenristekdikti melalui Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan pada tanggal 18/8/2016 mengumumkan hasil Kinerja Penelitian Perguruan Tinggi Tahun 2013-2015 di mana UKAW berada pada kelompok Binaan di urutan ke-503 dari total 1477 perguruan tinggi di Indonesia yang dinilai kinerja penelitiannya, khusus untuk NTT hanya Universitas Nusa Cendana yang berada di kelompok Madya pada urutan ke-100 secara nasional. UKAW tentu tidak sendiri, ada 1218 perguruan tinggi di Indonesia yang masuk dalam kelompok Binaan.

Ini berarti secara nasional menunjukkan bahwa perguruan tinggi di Indonesia masih rendah kinerja penelitiannya dan karena itu perlu ditingkatkan. UKAW sesungguhnya memiliki sumber daya dosen yang cukup untuk meningkatkan kinerja penelitian yang ada. Salah satu caranya adalah dengan mendisain kurikulum yang berbasis penelitian dan publikasi bersama antara dosen dan mahasiswa.

Untuk itulah, maka karya ilmiah mahasiswa berupa Skripsi/Tesis yang diuji lalu dijilid dan kemudian disimpan rapi di rak-rak perpustakaan menurut hemat saya sudah ketinggalan zaman. Di era keterbukaan informasi saat ini, UKAW harus berani mengambil terobosan baru dengan mempublikasikan hasil-hasil penelitian para dosen maupun mahasiswa di jurnal ilmiah bereputasi nasional maupun internasional.

Pilihan lainnya adalah mengubah format skripsi/tesis dari format cetak (konvensional) ke dalam format file elektronik (Protable Document Format-PDF) agar mudah diakses oleh publik melalui repositori yang dikelola oleh Perpustakaan UKAW.

Kedua, dalam semangat meningkatkan kinerja penelitian (agar keluar dari kelompok Binaan), maka pimpinan UKAW perlu memfasilitasi pendirian pusat studi-pusat studi untuk mengelola berbagai kegiatan penelitian, pengabdian pada masyarakat dan publikasi yang dikerjakan secara bersama-sama oleh dosen dan mahasiswa. Penelusuran saya di website UKAW (www.ukaw.ac.id), hanya ada satu pusat studi yakni Pusat Studi Gender. Sewaktu saya masih bermahasiswa di UKAW, seingat saya ada Center for Regional Studies (Pusat Penelitian dan Pengkajian Kawasan); dan Artha Wacana Press untuk mengelola seluruh penerbitan yang ada di UKAW. Sepertinya dua lembaga ini sudah tak terdengar lagi kiprahnya. Semoga tidak demikian!

Ketiga, terobosan-terobosan itu tentu perlu dukungan finansial yang lebih dari cukup. Mungkin selama ini sumber finansial utama untuk UKAW masih sangat bergantung pada topangan mahasiswa, sehingga secara tidak langsung intake mahasiswa akan mempengaruhi pengembangan kinerja dan peningkatan standar mutu UKAW. Untuk penggalian sumber finansial tidak hanya secara konvensional dilakukan melalui sumber mahasiswa, tetapi dengan pengembangan penelitian ataupun meningkatkan kerja sama program dengan berbagai pihak seperti pemerintah, perguruan tinggi terkemuka ataupun instansi lainnya, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, termasuk membangun jaringan dengan alumni. Di sinilah kapasitas IKAN ARWANA sesungguhnya diperlukan sebagai jembatan antara para alumni dengan almamaternya.

Keempat, dalam semangat UKAW sebagai socio-enterpreneur university, maka perlu dipertimbangkan oleh pimpinan UKAW untuk meningkatkan kualitas beberapa program studi/fakultas yang ada di UKAW, antara lain Fakultas Ekonomi dikembangkan menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan ditingkatkan menjadi Fakultas Maritim (mengingat NTT adalah provinsi kepulauan, karena itu studi-studi maritim sangat diperlukan), selain mendorong para dosen untuk meningkatkan kualifikasi akademiknya ke jenjang doktoral dengan memanfaatkan berbagai macam tawaran beasiswa oleh pemerintah Indonesia maupun oleh lembaga donor internasional lainnya.

Keempat langkah yang ditawarkan itu kiranya dapat didiskusikan secara mendalam oleh pimpinan UKAW dengan melibatkan Yayasan Pembina UKAW dan jaringan alumni, baik secara individu maupun melalui IKAN ARWANA demi mewujudkan cita-cita para founding fathers UKAW.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved