Dari Lembata untuk Indonesia

Event ini mesti dimaknai sebagai kehormatan untuk negeri ikan paus sekaligus menjadi momen istimewa, karena baru pertama Presiden hadir di sana.

Editor: Agustinus Sape
Pos Kupang/Frans Krowin
RAPAT HARNUS --- Sekretaris Dekin, Aryo Hanggoro (tengah) saat memimpin pertemuan membahas soal Hari Nusantara (Harnus) di Hotel Palm Lewoleba, Kamis (11/8/2016). 

Momentum Hari Nusantara 2016

Oleh: Yohanes Mamun
PNS Pemkab TTU; Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang

HARI Nusantara 2016 telah di-launching di di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Senin (22/8/2016), oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bersama Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya. Hadir menyaksikan acara itu, para pejabat teras Lembata, baik eksekutif maupun legislatif, karena Kabupaten Lembata akan menjadi tuan rumah event tahunan ini yang akan dihadiri Presiden Joko Widodo pada 13 Desember 2016 mendatang sebagai puncak acara.

Tema yang diangkat dalam event Hari Nusantara 2016 ini, yakni Tata Kelola Potensi Maritim Nusantara yang Baik Menuju Poros Maritim Dunia, dengan sub-tema Dari Lembata Nusa Tenggara Timur Membangun Potensi Maritim Nusantara. Tema dan sub tema ini menjadi momentum untuk menegaskan kembali tujuan untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia yang mampu menyejahterakan rakyat.

Oleh karena itu, melalui event ini diharapkan dapat mengubah mindset bangsa Indonesia mengenai ruang hidup dari darat menjadi laut, menjadikan bidang kelautan dan pariwisata sebagai arus utama (mainstream) pembangunan nasional, serta mempercepat pembangunan infrastruktur daerah NTT.

Selain itu, event Hari Nusantara 2016 dijadikan sebagai momentum untuk mempromosikan pariwisata NTT yang mempunyai Labuan Bajo, NTT, sebagai salah satu destinasi prioritas menjadi '10 Bali Baru' untuk mendukung target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 270 juta wisatawan nusantara (wisnus) pada 2019 mendatang.

Event ini mesti dimaknai sebagai sebuah kehormatan untuk negeri ikan paus itu sekaligus menjadi momen istimewa, karena selama 71 tahun merdeka, baru pertama kali seorang Presiden menjejakkan kakinya di pulau ini. Untuk itu pemerintah dan masyarakat Lembata harus bergerak cepat dan berbenah diri untuk menjadi tuan rumah yang baik guna menyukseskan program nasional tersebut. Dengan demikian, tujuan dari event ini dapat tercapai dan darinya Lembata bisa memetik manfaat bagi kemajuan masyarakat dan daerah.

Harapan ini rasanya tidak berlebihan karena sebagai tuan rumah yang baik segala sesuatu mesti dipersiapkan secara matang dan terorganisir sehingga pada hari puncak, semua agenda kegiatan bisa berjalan lancar dan sukses. Untuk itu, yang mendesak untuk dipersiapkan oleh Pemerintah Provinsi NTT dan Kabupaten Lembata adalah infrastruktur, akomodasi dan obyek-obyek wisata yang akan dikunjungi oleh peserta kegiatan ini.

Infrastruktur yang perlu dipersiapkan adalah jalan-jalan di dalam Kota Lewoleba, terutama Jalan Trans Lembata yang masih setengah jadi, Bandar Udara Wunopito untuk mendaratkan pesawat kepresidenan dan pesawat tamu dan peserta kegiatan, yang run way-nya belum bisa mendaratkan pesawat berbadan besar dan infrastruktur yang masih apa adanya menuju obyek wisata yang akan dikunjungi. Hal ini butuh kerja keras dan kerja sama yang baik dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten karena menyangkut dana untuk membiayai semua persoalan itu.

Selain infrastruktur, akomodasi menjadi persoalan lain yang perlu dipersiapkan. Untuk itu, pemerintah perlu berkoordinasi dengan pengusaha hotel dan restoran untuk menambah jumlah kamar hunian dan membenahi restoran agar layak bagi para tamu yang datang. Untuk mengatasi kekurangan akomodasi karena peserta yang datang mencapai ribuan orang, maka pemerintah harus memastikan bahwa rumah penduduk yang menjadi salah satu alternatif hunian, sudah disiapkan untuk menampung tamu mulai dari sekarang.

Hal lain yang perlu dipersiapkan adalah kondisi obyek wisata dan mentalitas masyarakat Lembata. Hal ini penting untuk menunjukkan kepada Indonesia dan dunia bahwa Lembata memang layak untuk dikunjungi, bukan hanya semata daya tarik alamnya, tetapi juga keramahan masyarakatnya. Karena bagi para wisatawan dan investor, yang dibutuhkan adalah kenyamanan, bukan huru-hara politik maupun kemasyarakatan yang mengganggu liburan dan usaha mereka.

Maka marilah kita menurunkan sejenak tensi politik menjelang Pilkada Lembata 2017 seraya menyatukan hati dan bekerja untuk mempersiapkan segala sesuatu terkait event tersebut, secara keras, cerdas dan tuntas. Semoga hentakan Beku Leragere yang begitu dinamis dan energetik dari para penari di panggung acara launching itu, ikut menghentak hati kita semua untuk menyukseskan acara ini.*

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved