Masan Kian Sebut Di Ujung Pena Ada Kebijakan
Peran pers sangat strategis. Di ujung pena ad akebijakan sehingga wartawan harus memberikan kritik dan solusi.
Penulis: Felix Janggu | Editor: Gerardus Manyela
Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Feliks Janggu
LARANTUKA, POS KUPANG.COM -Ketua Asosiasi Guru Penulis (Agupena) Kabupaten Flores Timur, Maksimus Masan Kian menyebutkan di ujung pena wartawan yang menggoreskan berita-berita persoalan pemerintahan dan pembangunan terdapat kebijakan.
Dia mengingatkan peran pers sangat strategsi dalam mendorong laju pembangunan. Untuk itu pers perlu membantu menyuarakan suara rakyat yang tidak bersuara.
Ujung pena yang digores, kata Masan Kian, sedikitnya berkontribusi dalam menggerakkan komponen-komponen terkait untuk bergerak dan melakukan perubahan.
Dia mencontohkan, dua tahun silam sebagian warga Kecamatan Tanjung Bunga begitu sulit mengakses jalan ke Kota Larantuka dan sebaliknya, saat ini kesulitan itu sudah mulai berkurang.
Ruas jalan yang rusak sudah diperbaiki (hotmix)
Masan Kian mengatakan itu, saat memberikan pelatihan jurnalistik kepada OMK Riangkemi, pekan lalu.
Dia mengaku teringat saat ditempat tugaskan di SMPN 1 Riangpuho, Kecamatan Tanjung Bunga. Bersama sahabat Amber Kebelen menempuh perjalanan (sepeda motor) untuk yang pertama dari Kota Larantuka -Riangpuho.
"Apa yang saya temukan sepanjang perjalanan, jalan rusak di sana -sini, kerikil berserakan, dan aspal sudah tak berbekas. Terdapat kubangan di badan jalan yang jumlahnya tak terhitung.
Kepada teman Amber saya katakan, warga di sepanjang jalan ini mungkin 'belum mampu' protes atas kesulitan yang mereka alami. Dan, saat itu saya berniat untuk protes pemerintah dengan ujung pena," kata Masan Kian.
Protes melalui tulisan, kata Masan Kian, tak perlu suara keras dan lantang. Tak perlu dengan teriakan yang menggelegar. Semua kritik, teriakan dan suara terpadu dalam ujung pena untuk menggoresnya.
"Untuk protes jalan rusak menuju ke Tanjung Bunga, saya mengirimkan tulisan ke Pos Kupang, Flores Pos dan media online yang pertama kali mengajar dan memberi ruang bagiku untuk menulis. Hasil dari protes melalui pena rupanya sangat manjur. Karena cerita ini bukan saja saya yang alami. Cerita ini dialami juga oleh sahabat Asy'ari Hidayah Hanafi di Adonara Tengah dan Teman Tobias Ruron di Kecamatan Lewolema," kata Masan Kian.