Kisah Wiranto Cegah "Pengadilan Rakyat" Terhadap Soeharto dan Keluarga

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia akan tetap menjaga kehormatan dan keselamatan para mantan Presiden mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat, t

Editor: Alfred Dama
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Mantan Presiden Soeharto. 

Pada Kamis, 19 November 1998, sekitar 8.000 mahasiswa sempat bergerak menuju kediaman Soeharto. Namun, mereka gagal mencapai Jalan Cendana karena ketatnya blokade.

Dalam bukunya, Wiranto membantah jika penjagaan tersebut atas instruksi Cendana kepada ABRI. Wiranto mengatakan, semenjak Soeharto berhenti sebagai Presiden, maka tidak ada lagi hubungan struktural antara ABRI dengan Soeharto.

"Dengan demikian, pasti beliau tidak akan mau memberi perintah kepada saya selaku pejabat negara," kata Wiranto.

"Saat itu, saya sungguh khawatir karena kemarahan dan dendam yang demikian mendalam, membuat kita lupa untuk menjaga martabat bangsa kita yang dikenal berbudaya, memiliki toleransi, dan sangat kental dengan sikap religius," ujar Wiranto.

Hingga kini, selalu muncul pertanyaan di benak Wiranto, bagaimana jika Soeharto ketika itu tidak dijaga dan kemudian terjadi hukum rimba atau pengadilan rakyat.

"Bagaimana martabat bangsa Indonesia di mata dunia? Apakah dengan cara seperti itu lantas semua tuntutan dan keinginan dari semua pihak sudah terpuaskan?" kata Wiranto.(Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved