Liputan Khusus
Kuliner Malam Manjakan Warga Kota Kupang
Hasil penelusuran Pos Kupang menyebutkan, kurang lebih terdapat 461 PKL usaha kuliner yang berjualan berbagai jenis
Penulis: PosKupang | Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG.COM, KUPANG - Lima enam tahun terakhir warga Kota Kupang tidak sulit lagi mencari makanan pada waktu malam. Usaha kuliner malam kini memanjakan warga Kota Kupang dengan aneka jenis menu sehat dan menggoda selera.
Para pelaku usaha kuliner malam yang umumnya Pedagang Kaki Lima (PKL) membuka usaha memanfaatkan emperan toko atau trotoar. Di sejumlah titik jalan ibi kota Provinsi NTT ini mereka setiap malam bersaing merebut hati pelanggan untuk menikmati aneka menu makanan yang mereka sediakan.
Hasil penelusuran Pos Kupang menyebutkan, kurang lebih terdapat 461 PKL usaha kuliner yang berjualan berbagai jenis makanan pada malam hari. Jumlah itu tersebar di Jalan El Tari I dan II Kupang kurang lebih terdapat 37 PKL yang menjual jagung bakar, pisang gepeng dan bubur kacang.
Meski mereka bersaing merebut pelanggan, tapi para PKL kuliner di kota ini tetap menjaga kebersamaan, tidak saling menjelekkan menu makanan yang disediakan oleh sesama kuliner di pinggir jalan dan emperan toko yang sama.
Dalam semalam usaha kuliner di kota ini mencatat omset lebih dari 500 juta rupiah. Para PKL sektor usaha kuliner ini tersebar di Jalan Polisi Militer atau belakang gedung DPRD NTT sampai belakang Aula El Tari dan Kantor Bappeda NTT. Di kawasan itu ada 60 PKL. Mereka menjual kelapa muda, jagung bakar, soto ayam, bakso, nasi uduk dan aneka makanan lainnya. Selain itu, terdapat kurang lebih 27 orang PKL di Jalan Soeharto sampai depan Toko Hero, hingga di depan Sekretariat PMKRI Cabang Kupang yang menjajakan nasi babi (nabas) dan RW anjing.
Di Jalan Jenderal Soedirman Kuanino Kupang hingga Jalan Mohamad Hata di depan Rumah Sakit Wirasakti kurang lebih terdapat 73 PKL yang menjajakan aneka masakan rumah kepada para pelanggan, seperti nasi uduk, telur, ikan goreng dan ikan bumbu, dan nasi ayam, bakso, nasi goreng.
Dari Jalan Soekarno depan Kantor BI Kupang hingga bekas Kantor Bupati Kupang kurang lebih terdapat 27 penjual. Sementara dari Jalan Timor Raya Strat A, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Jalan Urip Sumoharjo, dan Jalan Sumatera Kelurahan Oeba tercatat kurang lebih 32 PKL. Jumlah PK kuliner paling banyak berada di lokasi pasar malam di Kelurahan Solor, Kecamatan Kota Lama yang mencapai 231 PKL.
Data yang dihimpun Pos Kupang, aneka masakan siap saji yang dijual oleh para PKL di pasar malam itu dengan harga bervariasi, seperti tahu tek Rp 10 ribu per porsi. Nasi uduk Rp 12 per satu porsi.
Satu porsi bakso Rp 12 ribu, udang Rp 40 ribu per porsi, kepiting Rp 50 ribu per porsi. Ayam bakar lalapan Rp 27 ribu per porsi, soto ayam Rp 17 ribu per porsi dan pecel lele Rp 20 per porsi. Jagung bakar Rp 5.000 per tiga bulir, pisang gepeng Rp 10 ribu per porsi, bubur kacang hijau Rp 5.000 per porsi, sup ubi 12 ribu per porsi. Sup babi Rp 15.000, daging RW Rp 15.000, nasi babi Rp 15.000, jagung bose dan mie ayam Rp 12.000 per porsi.
Sejumlah penjual saat ditemui Pos Kupang, menjelaskan, rata -rata penghasilan yang diperoleh setiap malan berkisar Rp 500.000 hingga Rp 7.000.000. Penghasilan yang diperoleh itu ditentukan besar kecilanya usaha kuliner yang digeluti.
Jika dikalkulasi dari sejumlah titik dengan rata-rata omset Rp 500.000 per malam untuk kuliner seperti nabas, jagung bakar, bakso, mie ayam, soto ayam, RW. Di Jalan El Tari 37 PKL, Jalan Polisi Militer 60 PKL, Jalan Soeharto 27 PKL, Jalan Soedirman 73 PKL, Jalan Mohammad Hatta 29 PKL, Jalan Soekarno , Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Ahmad Yani, Jalan Sumatera, Jalan Timor Raya sebanyak 27 PKL, maka dari 231 PKL di titik- titik ini dikali dengan Rp 500.000 per malam menjadi Rp 128 juta per malam.
Sedangkan dari pasar malam di Kelurahan Solor sebanyak 231 PKL dikali dengan rata- rata pendapatan per malam Rp 3 juta saja, total omset yang didapatkan PKL kuliner semalam Rp 693 juta. Jadi, total omset dari usaha kuliner di Kota Kupang sebesar Rp 821 juta per malam. Kalau dikali lagi dengan 30 hari, maka bisa mencapai Rp 24.630.000.000 per bulan.
Dari omset PKL yang hanya bergerak pada malam hari menunjukkan geliat wisata kuliner malam di Kota Kupang sangat menjanjikan. Karena itu, jangan heran hanya bermodalkan gerobak apa adanya di trotoar dan emperan toko, para PKL kuliner sudah meraup rupiah begitu banyak. Hal ini pula menunjukkan bahwa geliat ekonomi warga Kota Kupang untuk berwisata kuliner di malam hari juga luar biasa.
Meky Dimu (54), salah satu penjual jagung bakar saat ditemui Pos Kupang di Jalan El Tari, Minggu (13/3/2016) malam, mengatakan, hasil yang diperoleh dari berjualan jagung bakar dimanfaatkan untuk menafkahi keluarganya. "Setiap malam jual sampai sepi baru pulang. Kalau ramai, saya bisa dapat Rp 700 ribu, dan kalau agak septi paling -paling Rp 300 ribu atau Rp 500 ribu," ujarnya.
PKL kuliner lainnya, Yulsi Angel Lusi (29), salah satu PKL di lokasi pasar malam di Keluarahan Solor, Kamis (10/3/2016), menjelaskan, penghasilan setiap malam berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Hasil itu diperoleh dengan berjualan jus, mie ayam, bakso dan jagung bose. "Biasa mulai pukul 17.00 Wita sampai pukul 23.00 Wita. Kalau ramai bisa mendapat sekitar Rp 1,3 juta. Itu omset bersih," katanya. Begitu juga Dina Dira (42), salah satu PKL yang biasanya berjualan nasi uduk, telur, ikan, dan nasi ayam di depan Toko Barata, Jalan Sudirman, Kota Kupang.