JIAT Dibangun di Pulau Sumba Airi Tanaman Palawija Petani

Pemerintah pusat melalui PPK PAT/PAB III pada BWS NT II membangun JIAT untuk 50 hektar lahan pertanian serta pekerjaan rehab untuk 70 hektar

Penulis: Ferry Ndoen | Editor: Ferry Ndoen
Ferry Ndoen
PPK PAT/PAB Wilayah III Sumba, Pieter Rasnan, ST, MT 

Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, ferry Ndoen

POS KUPANG.COM, KUPANG- Empat kabupaten di Pulau Sumba pada tahun 2016 mendapat alokasi paket pembangunan serta rehabilitasi jaringan irigasi air tanah (JIAT) dari pemerintah pusat melalui alokasi dana APBN 2016.

Kepala Satuan Kerja PJPA NT II,  Ir. Agus Sosiawan, ME melalui PPK PAT-PAB III Wilayah Sumba, Piter Dj Rasnan, ST, MT membenarkannya hal itu saat ditemui di Kupang, Selasa (15/3/2016).

"Pemerintah pusat melalui PPK PAT/PAB III pada BWS NT II membangun JIAT untuk 50 hektar lahan pertanian serta pekerjaan rehab untuk 70 hektar, serta satu paket pekerjaan pengeboran eksplorasi pada 15 titik di empat kabupaten di Pulau Sumba," jelasnya.

Piter mengatakan, khusus untuk pembangunan JIAT, asumsi satu sumur bor untuk melayani 10 hektar lahan irigasi masyarakat petani.

"JIAT khusus untuk mengairi tanaman palawija. Total untuk JIAT tahun ini untuk 120 hektar, yakni bidang pembangunan JIAT serta rehab. Dan dalam sosialisasi diminta masyarakat agar bersedia menyerahkan lahan 10X10 meter untuk rumah pompa sumur bor. Ini tanpa ganti rugi karena semuanya untuk kepentingan pemenuhan air irigasi lahan pertanian masyarakat setempat," jelas Rasnan.

Khusus pekerjaan rehabilitasi, lanjut Piter, ada perbaikan rumah pompa, perbaikanan perpipaan jaringan yang rusak dan lainnya
Menurutnya, pemboran air tanah untuk kebutuhan masyarakat pedesaan baik untuk bidang pertanian juga untuk kebutuhan air baku.

"Apa yang dikerjakan pemerintah dengan membangun JIAT sesuai dengan permintaan masyarakat setempat melalui pernyataan resmi yang ditandadangi elemen masyarakat dan pemerintah setempat baru kita proses. Namun untuk lahan rumah pompa sumur 10X10 tanpa ada biaya ganti rugi karena hasil pembangunan nantinya untuk dinikmati atau demi kebutuhan masyarakat setempat," jelasnya.

Dia mengaku dalam tiga tahun terakhir untuk menggerakan mesin pompa sumur bor (JIAT) pihaknya sudah menggunakan energi solarsel. "Biar biaya konstruksinya agak mahal namun lebih hemat karena menggunakan energi sinar matahari (silarsel) untuk memompa air. Masyarakat tidak harus membeli solae. Saya baru kembali dari lokasi di empat kabupaten dan mitra/rekanan sudah mulai melakukan pemboran pada beberapa tiga lokasi di wilayah Sumba," pungkasnya. (fen)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved