Turis Asing Serbu Balikpapan, Datang Melihat Gerhana Matahari Total
Ratusan turis, ilmuan dan wartawan asing menyerbu Kota Balikpapan ingin menyaksikan langsung fenomena
POS KUPANG.COM, BALIKPAPAN -- Ratusan turis, ilmuan dan wartawan asing menyerbu Kota Balikpapan ingin menyaksikan langsung fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) yang melintasi wilayah Balikpapan, Rabu (9/3) besok.
Para turis yang berasal dari Jepang, Kanada, dan negara-negara Eropa sengaja memilih paket wisata GMT yang ditawarkan sejumlah agen perjalanan di Balikpapan sejak setahun lalu.
Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Disporabudpar Kota Balikpapan Irfan Taufik mengatakan data yang masuk ada sejumlah turis asing datang ke Balikpapan khusus ingin menyaksikan GMT.
Selain wisatawan datang wartawan dari Jepang dan Tiongkok yang akan meliput fenomena GMT, termasuk sejumlah ilmuan asal Eropa.
"Wartawan asing dari Jepang 10 orang dan Tiongkok 11 orang, Untuk peneliti sekitar 13 orang. Mereka berasal dari Eropa," kata Irfan saat ditemui Tribun, Senin (7/3). Mereka datang H-2 hingga GMT berakhir.
Mengenai persiapan Irfan mengatakan awak media dan peneliti asing nantinya disiapkan lokasi di Kafe Kilang Mandiri, Jalan Jenderal Sudirman.
Disporabudpar memprediksi jumlah wisatawan asing maupun lokal akan terjadi peningkatan.
"Untuk wisatawan domestik sekitar 150 ribu, sedangkan wisatawan asing bisa mencapai 1.500 orang, termasuk ekspatriat yang bekerja di Balikpapan, " ujarnya. Mereka ingin melihat Gerhana Matahari Total di Balikpapan, Pangkalanbun (Kalsel), dan Paser. Grogot.
Menurut Direktur Trans-Borneo Adventure Joko Purwanto, mengatakan jasa travelnya selalu menyematkan fenomena alam GMT dalam paket turis domestik dan internasional.
Gerhana matahari terjadi setiap 80 tahun di sejumlah kota, yang terimbas bayangan bulan yang sejajar dengan bumi dan matahari.
Fenomena alam ini dimanfaatkan para pelaku industri pariwisata di Balikpapan untuk menggenjot jumlah kedatangan wisatawan ke daerah tersebut. Joko optimistis gerhana matahari mampu menyedot hingga 1.500 turis asing ke Balikpapan.
Pemerintah Kota Balikpapan tahun ini menargetkan mampu menarik 2,5 juta wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Kota Balikpapan juga menggelar pesta laut Pantai Manggar untuk menyambut GMT. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Balikpapan Oemy Fasesly mengatakan Pemkot melibatkan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Asita Kaltim, dan Dinas Pendidikan Balikpapan.
Oemy menjelaskan, Pesta laut Pantai Manggar menyuguhkan aneka kuliner tradisional asli Kalimantan dan olahraga khas masyarakat lokal, lomba perahu naga.
Oemy optimistis rangkaian acara menyambut GMT mampu mendatangkan pengunjung, baik dari dalam maupun luar kota. Gubernur Kaltim Awang Faroek akan membaur dengan masyarakat menyaksikan langsung peristiwa GMT di helipad Pertamina.
Di tempat itu disediakan 8 unit teleskop untuk memantau detik-detik terjadinya GMT. Kacamata gerhana juga disediakan pemkot, namun tidak diberikan untuk umum.
Di Kilang Mandiri akan dimeriahkan hiburan-hiburan, antara lain tarian Paraga dari Gowa, Sulawesi Selatan, parade fashion show Duta Wisata , hingga band Souljah. Tak hanya itu, pemkot melibatkan masyarakat memecahkan rekor MURI memakan kue mantau sebanyak 2.119.
Sementara di Pantai Manggar, lebih meriah dengan pesta lautnya. Perahu hias dan perahu naga akan dilombakan. Artis ibukota, Budi Doremi ikut memeriahkan peristiwa langka GMT di Pantai Manggar.
"Kami libatkan juga paguyuban-paguyuban untuk mengisi kegiatan seni selama GMT berlangsung. Antara lain kuda lumping, reog, dan acara komunitas lokal yang terlibat. Nanti mungkin ada 1000 kacamata dibagikan untuk masyarakat di Pantai Manggar," ungkap Irfan.
13 Paguyuban
Kemeriahan pesta laut menyambut GMT di Pantai Manggar melibatkan 13 paguyuban dari berbagai daerah. Menurut Koordinator Paguyuban Leo Sukoco, 13 paguyuban mewakili beberapa daerah seperti, Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Nantinya tiap paguyuban menyuguhkan kesenian tradisional daerahnya masing-masing, baik tarian maupun permainan.
"Kami hanya mencoba menampilkan hiburan yang berasal dari identitas budaya Indonesia. Tiap tarian dibawakan orang asli daerah tersebut. Balikpapan inikan masyarakatnya majemuk, momentum ini harus dimaknai positif, dengan meningkatkan kerukunan antar etnis," ungkapnya kepada Tribun. Senin (7/3).
Leo berjanji akan memberikan kejutan, yaitu penampilan salah satu penari yang pernah muncul di ajang pencarian bakat Indonesia. Nantinya penari itu akan berkolaborasi dengan penari lain membawakan salah satu tarian khas tradisional dari Jawa Barat.
Menurut Leo, sejauh ini persiapan masing-masing Paguyuban sudah matang. Tiap Paguyuban mengadakan latihan terpisah sendiri yang rutin dilakukan sejak awal Februari lalu. Beberapa tarian terkenal akan dibawakan, yaitu kuda lumping dan reog.
Sementara untuk Barongsai, pihaknya masih membutuhkan konfirmasi terkait keikutsertaan penari barongsai.
Leo mengajak masyarakat Balikpapan berpartisipasi memeriahkan acara di Pantai Manggar. Pasalnya GMT peristiwa yang langka dan harus dimanfaatkan generasi muda. Leo mengenang pertama kali ia bisa menyaksikan GMT, tahun 1983.
Siapkan 3 Panggung
Pantai Manggar mulai berbenah, Senin (7/3). Terlihat beberapa orang sibuk memasang tiang-tiang besi mendirikan tenda. Ada tiga panggung yang akan didirikan,yaitu di lokasi dekat parkiran arah masuk, di master point pantai, dan terakhir di depan kantor UPT Pantai Manggar. Pantai kebanggaan masyarakat Kota Beriman itu terpilih menjadi salah satu tempat penyelenggaraan nonton bareng GMT.
Kepala UPT Pantai Manggar Rusli mengatakan aktivitas persiapan menyambut gerhana dimulai sejak kemarin. Tekait pengadaan sarana dan prasarana di Pantai Mangar, Rusli mengaku semuanya sudah dilaksanakan sesuai koordinasi Disporabudpar.
Pihaknya hanya bertugas membersihkan pantai dan memastikan kesiapan fasilitas festival budaya. Ada 37 petugas terdiri dari loket, kebersihan dan rescue pemantau pantai yang dikerahkan selama persiapan acara.
Menurut Rusli, pihaknya memaksimalkan karcis masuk Pantai Manggar. Nantinya pengunjung yang akan menyaksikan GMT, dikenakan biaya Rp 5000 per kepala, roda dua Rp 10.000, roda 4 Rp 25.000. Ia menargetkan Rp 20 juta - Rp 30 juta pemasukan selama perayaan GMT.
"Iya inikan momentum langka, perayaan yang luar biasa. Kami berniat memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah (PAD) melalui penarikan karcis masuk," katanya.
Di sisi Barat dekat parkiran kendaraan, tampak 4 perahu naga berjejer. Perahu tersebut yang akan digunakan untuk perlombaan perahu naga jarak 250 meter. Perahu tersebut merupakan aset Pemkot Balikpapan yang berada di bawah penanganan Pengurus Cabang Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Balikpapan.
Panitia akan melombakan perahu naga tingkat pelajar dengan jumlah 15 tim. Satu perahu ada 12 orang yang terdiri dari 4 pedayung, satu pemandu, dan satu lagi penabuh gendang. Lomba akan berlangsung sekitar pukul 10.00 Wita, usai peristiwa GMT. (Tribun.Com)