Peneliti Periksa Gigi Manusia Pendek dari Flores

Penelitian dilakukan untuk mencari bukti bahwa "manusia hobbit" dengan tinggi hanya berkisar satu

Editor: Dion DB Putra
KOMPAS/Aloysius Budi Kurniawan
Arkeolog dari Pusat Arkeologi Nasional, E Wahyu Saptomo (kiri) dan Jatmiko (kanan), mengamati replika tengkorak Homo floresiensis atau manusia Liang Bua, Selasa (16/12/2014), di Kantor Pusat Arkeologi Nasional, Jalan Raya Condet, Pejaten, Jakarta. Selain Wahyu dan Jatmiko, dua arkeolog lain, yaitu Rokus Awe Due dan Thomas Sutikna, turut menemukan kerangka manusia kerdil asal Flores, NTT, ini. Akhir tahun lalu, keempat ilmuwan tersebut masuk dalam daftar ilmuwan paling berpengaruh 2014 menurut Thomson Reuters. 

Teuku Jacob menulis laporan tersebut bersama peneliti lain, yakni RP Soejono dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Kenneth Hsu dari National Institute of Earth Science Beijing, DW Frayer dari Departemen Antropologi Universitas Kansas, dan lain-lain.

Seperti dikutip situs Proceeding National Academy of Science, dari 140 kerangka yang diteliti ditemukan bahwa mereka yang terkubur itu mirip dengan populasi Austromelanesia.

Itu berarti Homo floresiensis merupakan nenek moyang manusia modern (Homo sapiens). Rahang bawah dan gigi manusia hobbit menunjukkan kesamaan dengan suku pigmi Rampasasa yang tinggal di sekitar Liang Bua.

Sebagian individu menunjukkan kondisi mikrosefalia atau bertengkorak dan berotak kecil, sebagian lain meski bertubuh kecil tidak mengalami mikrosefalia.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved