Liputan Khusus

Rafael Raga tak Malu Mengaku ODHA

Pria bertubuh kurus aktif berbaur di antara anggota KDS pada kegiatan refreshing ODHA,OHIDA, aktivis dan pengurus LSM Perjuangan Kupang.

POS KUPANG/NOVEMY LEO
HARI AIDS - Sejumlah Odha, Ohida, aktifis dan relawan HIV/AIDS saat merayakan Hari AIDS di Kupang tahun 2014 lalu. 

Cha juga nyaris ditebas parang oleh keluarga dari AT, ODHA waria dampingannya. Saat ke rumah AT, kakak AT marah-marah, mengambil parang dan memotong semua pohon pisang di halaman rumahnya.

"Saat itu AT berteriak kepada kakaknya, 'Lu (engkau) bunuh beta sa (saya saja) daripada lu potong dia'. Teriakan AT menghentikan aksi kakaknya. AT mengonsumsi ARV sekitar empat bulan kemudian meninggal karena sudah stadium akhir," ungkap Cha.

Ketua LSM Perjuangan Kupang, Emu Lisnahan, mengatakan, tidak mudah bagi ODHA untuk membuka status. Namun hal itu harus dilakukan agar tidak merugikan diri sendiri, keluarga dan lingkungan.

Beberapa hal yang bisa membuat ODHA tetap bertahan hidup, yakni rajin minum obat ARV, tidak boleh stres, pikiran harus sehat dan berada dalam lingkungan yang nyaman atau diterima dalam pergaulan.

Hal lainnya, harus terus mengikuti kegiatan positif dan jujur membuka status sebagai ODHA. Dengan membuka status, ODHA tidak akan terbebani lagi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved