E Coli di Kupang

Pencemaran Bakteri E Coli Terbanyak di Oesapa

Wilayah Kelurahan Oesapa merupakan salah satu kawasan permukiman terpadat di Kota Kupang.

zoom-inlihat foto Pencemaran Bakteri E Coli Terbanyak di Oesapa
POS KUPANG/APOLONIA MATILDE DHIU
TIMBA AIR--Mama Noni (35), warga RT 003 RW 001, Kelurahan Oepura menarik air di sumur, Senin (7/9/2015).

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Wilayah Kelurahan Oesapa merupakan salah satu kawasan permukiman terpadat di Kota Kupang. Warga di sana pun dominan mengandalkan sumur untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

Pantauan Pos Kupang menunjukkan, banyak sumur di wilayah Oesapa posisinya berhimpitan dengan fasilitas kamar mandi, cuci dan kakus (MCK). Hal ini memungkinkan limbah dari MCK merembes ke sumur.

Banyak juga posisi sumur dekat dengan kamar mandi/WC milik tetangga atau kos- kosan tetangga. Umumnya sumur gali di wilayah Oesapa memiliki kedalaman sekitar delapan meter hingga sepuluh meter lebih.

"Di Oesapa sini memang banyak sumur yang tidak jauh letaknya dengan kamar mandi dan WC. Kebanyakan malah dekat dengan kamar mandi dan WC tetangga karena tiap pemilik tanah menata sendiri pembangunan rumah atau kos-kosan di lahannya," kata Bernard Mbata, warga Jalan Timor Raya-Kelurahan Oesapa ketika ditemui di kediamannya, Senin (7/9/2015).

Menurut dia, jika air sumur dikatakan tercemar E-coli hal itu mungkin saja terjadi. Apalagi, lanjutnya, warga Kelurahan Oesapa rata-rata menggunakan air bersih dari sumur gali untuk memasak, mandi dan cuci. Hanya sejauh ini, mereka belum bisa memastikan apakah air sumur yang mereka pakai mengandung E-coli atau tidak.

Hal ini dibenarkan Abe Titiyahi, warga Km 10 Kelurahan Oespa. Abe mengaku air bersih yang mereka konsumsi bersumber dari sumur gali. Airnya jernih. Hanya apakah mengandung bakteri E-coli mereka belum tahun pasti.

"Kalau di tempat kami ini, letak sumur agak jauh sekitar 10 meter dari kamar mandi/WC. Memang kebanyakan perumahan atau kos-kosan ada kamar mandi/WC yang tidak terlalu jauh letaknya dari sumur," kata Abe.

Di Sumur Tedens Oeba, tampak sepi pada pukul 10.00 Wita kemarin. Sumur Tedens masih ada air dengan kedalaman sekitar 10 meter lebih. Yohanes, yang rumahnya berdekatan dengan Sumur Tedens, mengatakan sejak tahun 2014 warga sekitar tidak memanfaatkan air dari Sumur Tedens untuk minum. Air bersih dari Sumur Tedens hanya dipakai untuk mandi dan cuci saja.

"Dulu pernah ada kejadian airnya tercemar oli dan bau. Tidak tahu aliran airnya dari mana. Sejak saat itu, warga tidak pakai sebagai air minum lagi, cuma dipakai untuk mandi dan cuci," kata Yohanes.

Ia menjelaskan, warga sekitar sumur Tedens sudah menggunakan air sumur sendiri di rumah mereka masing-masing.

"Kami gali sumur jauh dari kamar mandi/WC. Cuma yang jadi soal kalau tetangga menggali WC di sudut tanahnya yang berbatasan dengan tetangga, sementara ada sumur tetangga di dekatnya. Kita mau bilang apa kalau lahannya sempit," ujarnya.

Warga RT 003/RW 001, Kelurahan Oepura, Kacamatan Maulafa, Kota Kupang, mengaku belum tahu kalau ada pencemaran bakteri E-coli pada air sumur warga. Warga berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang segera bersikap agar warga tidak terkena penyakit.

Hal ini disampaikan Maksi Tunliu, Mama Noni, Martha, dan Yunus Libing, Senin (7/9/2015).
Mereka mengaku selama ini memanfaatkan air sumur untuk keperluan air bersih setiap hari karena tidak ada air dari PDAM. Maksi dan Mama Noni mengatakan, tidak ada alternatif lain bagi mereka, selain air sumur untuk kebutuhan air minum sehari- hari.

Maksi memaklumi jika air sumur tercemar E-coli karena saat ini permukiman warga di Kota Kupang semakin padat. Dan, banyak sumur yang dibuat warga dekat kamar mandi/WC.

Buce, Warga Oebobo dan Erens Kause, warga Oepura, Kota Kupang meminta pemerintah mensosialisasikan tentang dampak dari bakteri E- coli dan upaya mengatasinya. Upaya ini perlu dilakukan sebelum masyarakat terkena dampak bakteri ini.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved