profil
Luh Sukasih: Cuci 60 Keranjang Piring
Luh Sukasih. Demikian namanya. Pada 16 Maret 2015 lalu, genap berusia 34 tahun.
POS-KUPANG.COM, KUPANG --- Luh Sukasih. Demikian namanya. Pada 16 Maret 2015 lalu, genap berusia 34 tahun. Di usia yang relatif muda, ibu satu anak ini terbilang sukses.
Wanita kelahiran Bali ini pemilik toko SACCA Elektronik & HP.
Dia juga owner SACCA Residence & Resto, beralamat di Jalan S Parman No. 88 Tandarotu, Waingapu, Sumba Timur. Kesuksesan istri dari Cahya Santosa, dan ibu dari Felicia Sacca Mangalani Santosa, ini tentu tidak semudah membalik telapak tangan.
Kasih, begitu Luh Sukasih biasa disapa, berangkat dari nol, melewati jalan panjang dan berliku. Ditemui di SACCA Residence & Resto belum lama ini, Kasih berbagi kisah perjalanan hidupnya.
Setelah tamat SMA, Kasih berniat melanjutkan studi ke perguruan tinggi di Jakarta. Namun keinginannya kandas karena orangtuanya tidak bersedia. Menurut bapak, tutur Kasih, anak perempuan tamat SMA harus bekerja. Kasih pun bekerja. Cita-cita menjadi polisi dikuburkannya.
Kasih diterima bekerja di Duta Plaza Restoran Bali sebagai tukang cuci piring. Padahal dia melamar untuk posisi waiters sebagaimana iklan lowongan di koran. Kasih berketetapan hati menerima pekerjaan tersebut.
Dua minggu kemudian, wanita penakut tikus ini diangkat menjadi tukang masak. Selanjutnya sebagai kepala gudang, tenaga acounting, waiters lalu menjadi kasir selama enam tahun.
Anak sulung dari lima bersaudara ini berprinsip setiap melaksanakan pekerjaannya harus dengan penuh tanggung jawab.
"Saya orangnya tidak bisa diam. Harus kerja. Sewaktu menjadi tukang cuci, pernah cuci 60 keranjang piring kotor. Banyak sekali. Sampai-sampai saya dipanggil teman-teman dengan sebutan kilo," kenang Kasih. "Saya selalu ingat pesan bapak, kalau kerja jangan panjang tangan dan berat tangan," ujar Kasih.
Pada tahun 2005, setelah menikah dan mengandung, Kasih berhenti bekerja di Duta Plaza Restoran Bali. Dengan modal Rp 5 juta yang dipinjam dari rentenir, Kasih membuka usaha counter HP. Kemudian Kasih merambah usaha kos-kosan.
Kisah suksesnya berawal ketika bersama suami memutuskan keluar dari Bali. Keduanya memilih Pulau Sumba sebagai tempat mengadu nasib. Keputusan besar ini dibuat tahun 2008.
"Dengan modal pas-pasan, saya dan suami ke Waingapu. Awalnya membuka counter HP. Perjuangannya berat," ujar Kasih yang saat ini menjabat Ketua Wandani NTT ini.
Atas kerja kerasnya, pengurus Bimas Budha NTT dan pengurus Lembaga Pembinaan Keagamaan Budha (LPKB) ini mendapat berkat berlipat ganda.
Toko SACCA Elektronik & HP miliknya di Waingapu terus berkembang, membuatnya ekspansi membuka cabang di Tambolaka, Sumba Barat Daya. Kasih pun kini memiliki SACCA Residence & Resto.
Kasih masih memiliki obsesi, di antaranya punya usaha mebel dan bangun hotel di lahan miliknya di Pantai Purukambera. Menurutnya, memiliki usaha lebih dari satu untuk mengantisipasi usaha lain macet.
"Saya orangnya tidak bisa diam. Harus kerja. Jangan berhenti berjuang kalau pingin banyak uang," ujar Kasih tersenyum.