Rasdalima: Kalau Jatuh Langsung Mati di Tempat

Masyarakat pengguna ruas jalan Trans Flores Borong-Ruteng meminta pemerintah segera membangun tembok penahan di ruas jalan itu.

Editor: Kanis Jehola

POS KUPANG.COM, BORONG -- Masyarakat pengguna ruas jalan Trans Flores Borong-Ruteng meminta pemerintah segera membangun tembok penahan longsor di tiga titik rawan longsor di ruas jalan itu.

Permintaan ini disampaikan Rosa Rasdalima, Yohenas Bria, dan Emerson, ketika ditemui di Jembatan Wae Reno, Kelurahan Mando Sawu, Kabupaten Matim, Selasa (28/4/2015).

Rasdalima mengatakan, salah satu lokasi titik rawan longsor adalah Jembatan Wae Reno. Selain di lokasi itu, juga di Robo Desa Ranaka dan di Lame dengan panjang masing-masing sekitar 100 meter.

Di beberapa titik tersebut, kata Rosdalima, perlu dibangun tembok penahan agar tidak mudah longsor dan terjadi kecelakaan. Apalagi di tiga titik itu terdapat tebing dengan ketinggian sekitar 50 meter. "Kalau orang jatuh tidak ada cerita lagi, mati di tempat. Dan kalau kendaraan pasti hancur," kata Rasdalima.

Hal senada disampaikan Yohanes Bria. Dia meminta pemerintah segera membangun pagar atau tembok penahan untuk menahan longsoran. Titik-titik yang harus dibangun secepatnya, kata Yohanes Bria, yaitu di Jembatan Wae Reno Kelurahan Mando Sawu; di Robo dan di Lame Desa Ranaka.

"Memang dulu mereka belum pasang tanda peringatan seperti ini. Tanda peringatan ini baru dipasang tahun 2014 lalu. Tapi sampai saat ini belum juga dibangun tembok penahan dan pagar. Kalau terjadi kecelakaan atau longsor, pasti langsung mati di tempat," kata Bria.

Pantauan Pos Kupang, Selasa (28/4/2015), satu titik di Jembatan Wae Reno sudah dipasang tugu permanen dari semen dan ditutup dengan drom. Tugu itu bertuliskan, "Hati-hati Rawan Longsor". Begitu juga di Lame dan Robo. (rr)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved