profil

Margaretha Leda Lolo: Tidak Mudah Menyerah

Lembut ramah tetapi tegas. Juga tidak ingin berdiam diri. Tidak mudah menyerah jika ada persoalan di depan mata.

Penulis: Apolonia M Dhiu | Editor: omdsmy_novemy_leo
PK/NIA
Margaretha Leda Lolo 

POS-KUPANG.COM, KUPANG --- Lembut ramah tetapi tegas. Juga tidak ingin berdiam diri. Tidak mudah menyerah jika ada persoalan di depan mata. Bekerja keras dan tuntas. Itulah prinsip dari pemilik nama lengkap Margaretha Leda Lolo, SP.d. Perempuan kelahiran Waingapu, Sumba Timur, 26 Oktober 1963, ini memang tidak mudah lagi.

Usianya yang sudah mencapai 52 tahun tidak membuatnya menyerah tetapi tetap semangat untuk mengerjakan tugas-tugasnya sebagai kepala sekolah.

Itulah sosok Retha, begitu akrabnya, yang saat ini menjabat sebagai Kepala SD Negeri Sikumana 1 Kupang. Memimpin salah satu sekolah di pinggiran kota, tidak membuat Retha mudah menyerah karena kondisinya yang memprihatinkan. Sebaliknya, kondisi itu memacunya untuk mencari jalan keluar agar bisa menata sekolah tersebut menjadi lebih baik, bersih dan indah.

Seusai upacara peringatan Hari Kartini, Selasa (21/4/2015), istri dari Drs. Simeon Kota, ini mengatakan, awal datang ke sekolah ini ia tidak percaya. Karena kondisi sekolah sangat memprihatinkan. Kelas-kelas banyak yang rusak, lingkungan sekolah yang masih bebatuan, dan sering banjir jika musim hujan. Kondisi ini hampir membuatnya menyerah.

"Saat itu saya mau menyerah, tetapi sebagai kepala sekolah saya pikir dua kali. Kalau saya menyerah berarti saya tidak bertanggung jawab memikul jabatan kepala sekolah," ujar Retha yang pernah menjadi guru kelas di SD Negeri Oebobo 2 ini mengingat masa awal ia menjabat di sekolah tersebut.

Putri sulung dari sembilan bersaudara pasangan Lipinus Bulu Manu dan Agustina Wini ini memang tipe pekerja keras karena dirinya juga sebagai putri sulung dalam keluarga. "Mungkin karena memiliki adik-adik yang banyak, membuat saya lebih mandiri dan tidak mudah menyerah dalam kondisi apa saja," ujar Retha yang awalnya bercita-cita menjadi biarawati ini.

Alumni dari FKIP Undana tahun 2010 ini mengatakan, dirinya berpikir keras mengubah sekolah tersebut, dan ia bersyukur berkat kerja sama dengan para guru, pegawai dan komite sekolah, bisa menata lingkungan sekolah menjadi baik seperti saat ini.

Saat ini sekolah sudah memiliki halaman yang rata karena dibuat lantai beton, dan memiliki saluran air sehingga saat musim hujan tidak terjadi banjir lagi.

Di bidang akademik, Retha membawa anak-anaknya masuk 10 besar lomba olimpiade siswa nasional (OSN) sampai ke tingkat nasional. Sekolah ini juga menjuarai beberapa perlombaan tingkat Kota Kupang seperti lomba paduan suara, solo dan lomba cerita rakyat.

Retha yang memiliki hobi bermain voli dan tenis meja ini memiliki pandangan sendiri terkait perjuangan perempuan sebagai Kartini masa kini. Ia mengatakan, perempuan saat ini jangan berjuang harus sama dengan laki-laki tetapi bagaimana mengisi pembangunan dengan potensi yang dimiliki.

Termasuk, katanya, tidak mudah menyerah dengan kondisi yang ada. Sedangkan, untuk para siswa sebagai generasi penerus bangsa, Retha yang mengawali kariernya di SD Katolik Waetabula, Sumba Barat Daya (SBD) ini, berharap, agar para siswa rajin ke sekolah dan banyak belajar. Selain itu, banyak membaca buku untuk menambah wawasan. Sehingga, para siswa bisa bersaing di era gobalisasi saat ini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved