UN 2015 di NTT
Wapres Minta UN Diulang
Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK), meminta diadakannya ujian nasional (UN) ulang di sekolah-sekolah yang siswanya mendapatkan bocoran soal UN 2015.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA --- Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK), meminta diadakannya ujian nasional (UN) ulang di sekolah-sekolah yang siswanya mendapatkan bocoran soal UN 2015.
Wapres juga minta pihak percetakan menanggung biaya UN ulang di sekolah-sekolah tersebut.
JK mengaku telah memerintahkan penelusuran dampak yang timbul akibat kebocoran soal tersebut. Meski laporan sementara menyatakan, kebocoran soal itu sangat kecil, hanya sekitar 0,25 persen dari total 11.730 paket soal yang dibuat Kementerian Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Walaupun kecil, saya perintahkan diperiksa di mana dampaknya," kata JK di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (16/4). Jika di suatu daerah ditemukan dampak nyata akibat bocornya soal UN 2015, maka sekolah di daerah tersebut harus melakukan UN ulang.
JK meminta pihak percetakan untuk bertanggung jawab dan menanggung biaya ujian ulang di sekolah-sekolah terdampak kebocoran soal UN 2015. "Harus dihukum itu percetakan," ujarnya.
JK menegaskan, perusahaan percetakan itu harus diberi sanksi keras. "Diberikan sanksi yang besar kepada orang yang membocorkan itu dan sanksi yang besar kepada percetakan. Kalau percetakan berbuat itu, maka tidak akan dikasih pekerjaan lagi. Kalau perlu (percetakan tersebut) harus bayar kerugian negara," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah melaporkan kebocoran soal UN 2015 ke polisi. Kebocoran diduga terjadi di perusahaan percetakan di Jakarta Pusat. Pegawai perusahaan itu mengunggah naskah soal ke Google Drive sehingga tersebar luas.
Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komjen Budi Waseso menyatakan, pihaknya telah menetapkan satu orang sebagai tersangka kasus bocornya soal UN 2015. "Dia yang membuka itu (membocorkan soal)," kata Budi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/4/2015).
Budi mengatakan, saat polisi menggeledah kantor sebuah percetakan di Jakarta, petugas menemukan sejumlah barang yang menjadi alat bukti kasus pembocoran soal UN. Semua alat bukti telah disita Bareskrim untuk keperluan pengembangan penyelesaian.
"Ditemukan macam-macam, ada juga peralatan cetak yang sudah disita. Kami bekerja keras untuk mengembangkan kasus itu," ujarnya.