UN 2015 di NTT
Petrus Manuk Gelisah Terhadap Hasil UN
Kadis Dikbud Provinsi NTT, Drs. Sinun Petrus Manuk, mengaku gelisah terkait pelaksanaan Ujian Nasional Tanggal 13-15 April 2015 ini.
POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis Dikbud) Provinsi NTT, Drs. Sinun Petrus Manuk, mengaku gelisah terkait pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tanggal 13-15 April 2015 ini.
"Kegelisahan saya tahun 2015, apakah persentase kelulusan UN naik atau turun. Gelisah karena tahun lalu ada tiga variabel dan tahun ini hanya dua variabel. Penilaian lulus atau tidaknya dikembalikan 100 persen kepada otonomi sekolah. Tetapi, jangan anggap sekolah mencari kesempatan untuk 100 persen. Sebab, Kemendikbud akan mengedarkan satu aturan baru tentang penilaian integritas sekolah karena itu UN harus jujur. NTT masuk kategori putih. Saya berharap tahun ini lebih maju sesuai dengan tagline UN, yaitu 'UN Sukses UN Maju'," kata Manuk di ruang kerjanya, Kamis (9/4/2015).
Tahun 2015 ini, jelas Manuk, UN hanya untuk pemetaan mutu secara nasional, persiapan anak masuk perguruan tinggi dan persiapan masuk pasar kerja. Kelulusan anak yang dikembalikan 100 persen otonomi sekolah akan hanya menggunakan dua variabel, yakni nilai semester I-V dan nilai ujian sekolah.
Manuk menyatakan, kegelisahannya yang mendalam adalah apakah sekolah bisa mempertahankan independensi dan tidak neko-neko terhadap nilai ujian agar anak lulus, Selain itu, lanjutnya, apakah persentase kelulusan bisa naik atau malah turun sehingga kembali menempatkan NTT di urutan terakhir dari 33 provinsi di Indonesia.
Mantan guru SMA Negeri 1 Kupang ini, mengatakan, UN tahun 2015 lebih pada persoalan manfaat. UN tahun 2015 ada Computer Base Test dan Paper Base Test. Dari segi manfaat, kata Manuk, ada tiga manfaat UN. Pertama, untuk pemetaan mutu pendidikan nasional sehingga diketahui NTT di peringkat berapa dari 34 provinsi. Naik atau turun dari tahun lalu.
Kedua, untuk studi lanjut ke perguruan tinggi dan menjadi salah satu pertimbangan perguruan tinggi menerima atau tidak. Ketiga, untuk masuk pasar kerja, seberapa kemampuan seseorang dilihat dari sertifikat hasil UN.
"Di mana-mana saya sampaikan jangan pernah menomorduakan UN, walaupun manfaatnya tidak ikut menentukan kelulusan. Ada kesan di masyarakat, baik anak maupun orang tua yang menyepelehkan UN. Padahal, tiga manfaat besar yang mereka hadapi ke depan," kata Manuk.
Ia mengatakan, Dinas Dikbud NTT sudah melakukan sosialisasi, kunjungan kerja ke kabupaten/kota, tatap muka, melalui media masa, elektronik. Bahkan, menyurati uskup se-NTT, Ketua MUI, Ketua GMIT untuk menyampaikan di mimbar gereja dan mendorong anak lebih tekun belajar.
Ia berharap, orang tua memberikan peluang lebih banyak kepada anak untuk belajar menyiapkan diri. Upaya Dinas Dikbud meningkatkan kualitas pendidikan melalui try out untuk SMP, SMA dan SMK dengan dana dari APBD I dan try out mandiri oleh sekolah.
Manuk menilai bahwa try out yang dilakukan belum maksimal karena belum banyak sekolah yang melakukannya. Untuk SMK dari 203 sekolah, yang diambil 105 sekolah, tingkat SMA ada 449 yang diambil 105 sekolah, tidak representatif. Tingkat SMP sebanyak 1.473 diambil 110 sekolah, dan SD 4.700 an sekolah.