Kemelut di Golkar

Ki Manteb Ruwat Golkar

Ki Dalang Manteb Sudarsono bakal memimpin doa dan proses ruwatan Partai Golkar, Senin (23/3/2015).

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Ketua Partai Golkar terpilih Agung Laksono (dua kiri) saling berpegangan tangan dengan calon Ketum Golkar Priyo Budi Santoso (kiri), Agus Gumiwang Kartasasmita (dua kanan), dan Ketua Panitia Munas Yoris Raweyai (dua kanan) usai Musyawarah Nasional IX PG di Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (7/12/2014). Agung Laksono memenangkan pemilihan Ketum Golkar melalui voting setelah unggul dengan 147 suara dari lawan-lawannya 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA -- Ki Dalang Manteb Sudarsono bakal memimpin doa dan proses ruwatan Partai Golkar, Senin (23/3/2015). Berlangsung di halaman kantor DPP Partai Golkar, Slipi, dalang asal Karanganyar, Jawa Tengah itu akan menggelar ruwatan pada acara syukuran nasional dan tabligh akbar Partai Golkar kubu Agung Laksono.

"Ruwatan itu pertobatan, biar hilang itu apesnya, masalahnya. Keadaan ini kita ruwat. Kita mohon kepada Allah," kata Ki Manteb, Minggu (22/3/2015).

Syukuran dan tabligh akbar partai Golkar tersebut beriringan dengan hari ulang tahun ke-66 Ketua Umum Partai Golkar kubu Munas Ancol, Jakarta, Agung Laksono. Kegiatan juga diwarnai aksi bakti sosial dengan memberi santunan kepada anak yatim.

"Kita juga menyuguhkan angkringan yang berisi berbagai macam makanan khas Jawa untuk masyarakat dan warga yang tinggal di sekitar DPP," katanya Ketua DPP Golkar versi Munas Ancol Leo Nababan seraya memastikan acara tersebut merupakan syukuran atas kemenangan Golkar kubu Agung Laksono.

"Saudara ikuti dinamika empat bulan lalu, hampir finish permainan itu, setelah hasil mahkamah partai keputusannya final dan mengikat," kata Leo didampingi pengurus Golkar.

Ia mengaku, mengundang sejumlah tokoh dan Politisi senior Partai Golkar serta pengurus Partai Golkar di 34 DPD tingkat I dan II. Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden RI ke-3 BJ Habibie, Politisi Senior Akbar Tandjung serta ketua umum partai politik. Bahkan, kubu Agung juga mengundang Ketua Umum Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie.

"Tidak ada kubu-kubuan lagi, semua saudara, bapak Aburizal diundang kami semua bersaudara," tuturnya.
Konflik di Partai Golkar memasuki babak baru. Kubu Agung Laksono hasil Munas Ancol, Jakarta, Selasa (17/3) lalu, mendatangi Kermenterian Hukum dan HAM (Menkumham) untuk menyerahkan tiga berkas berisi susunan pengurus Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pertimbangan, dan majelis Mahkamah Partai.

Daftar tersebut mengakomdasi surat permintaan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly. agar kubu Agung Laksono mengakomodasi rivalnya, kelompok Aburizal Bakrie (Ketua Umum DPP Partai Golkar versi Munas Bali), dalam kepengurusannya. Namun kelompok Aburizal Bakrie (Ical) tak mendapat posisi sebagai Wakil Ketua umum dan Sekretaris Jenderal.

Total jumlah pengurus DPP mencapai 377 orang. Sejumlah kader kubu Ical dikabarkan menyeberang ke kubu Agung Laksono berjumlah 30 orang. Beberapa nama yang dimasukkan yaitu Rully Chairul Azwar (Ketua DPP versi Munas Bali) dan Satya Yudha (Sekjen Kubu Ical).

Namun, kubu Aburizal melawan keputusan pemerintah. Mereka mengajukan gugatan putusan Yasonna ke pengadilan. Kubu Aburizal juga sudah melaporkan kubu Agung ke Bareskrim Polri dengan tuduhan pemalsuan dokumen.

Hingga Jumat (20/3) kemarin, Kemenkumham belum mengeluarkan Surat Keputusan Menteri terkait kepengurusan baru Partai Golkar. Menurut dia, masih ada kekurangan dalam berkas yang belum diserahkan Partai Golkar yang dipimpin Agung Laksono.

"Sampai sekarang belum ada (SK) tuh. Karena ada kekurangan akta, tadi saya juga sudah minta untuk dikirimkan," ujar Yasonna di Gedung Kemenkumham, Jakarta.

Bukan Kader
Ki Manteb Sudarsono menambahkan, sudah cukup lama tidak menggelar pagelaran wayang kulit di kantor DPP Partai Golkar. Padahal, ketika di masa Orde Baru, Ki Manteb kerap ditanggap untuk membawakan wayang di tempat itu.

"Saya itu dulu sering ndalang di sini (DPP Partai Golkar) sejak masa almarhum Darmono, Wahono dan Harmoko. Nah sekarang, sudah waktunya wayang kembali ke Slipi," kata Manteb.

Pagelaran itu merupakan salah satu bentuk syukur yang mereka lakukan. Manteb mengatakan, wayang merupakan salah satu warisan kebudayaan dunia. Ia menyangkal, kehadirannya dalam kegiatan syukuran kubu Agung merupakan suatu bentuk dukungan kepada mereka.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved