Ancaman ISIS

Pendukung ISIS Dijebak Densus Pakai Akik

Wirda juga menduga suaminya dijebak oleh polisi yang berpura-pura mengajak transaksi batu akik.

Editor: Benny Dasman
KOMPAS.com/Hendrik Yanto Halawa
Keunikan dan kesulitan dalam mendapatkan batu Sigori Lafau membuat penemunya membanderol batu tersebut dengan harga Rp 15 miliar. 

POS KUPANG.COM, JAKARTA--Wirda Lukman (36) menilai Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror, telah melakukan tindakan berlebihan saat menangkap suaminya, Muhammad Amin alias Amin Mude, dan ketika menggeledah rumahnya. Wirda juga menduga suaminya dijebak oleh polisi yang berpura-pura mengajak transaksi batu akik.

Wirda kesal karena polisi tak segera memberitahukan penangkapan suaminya. Akibatnya, sepanjang Sabtu malam, Wirda kebingungan mencari-cari. Pada Minggu (22/3) pagi, ibu tiga anak itu baru tahu kalau suaminya ditangkap polisi.

Menurut Wirda, pada Sabtu (21/3) sore, suaminya sedang santai di rumah ketika seseorang menelepon. Mengutip penjelasan Amin, si penelepon adalah polisi yang bertugas di Polda Metro Jaya. Dia mengajak Amin bertemu di mal Cibubur Junction, Jakarta Timur.

Amin berangkat dari rumahnya di Perumahan Legenda Wisata, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menggunakan sepeda motor. Dia memakai mantel untuk melindungi diri saat menembus gerimis sore itu.

"Dia juga bawa batu akik," kata Wirda. Makanya, perempuan bercadar itu menyangka suaminya pergi lantaran mau menjual batu akik ke polisi.

Wirda menjelaskan, pada Desember 2014, Amin Mude ditangkap polisi atas tuduhan membantu sejumlah warga negara Indonesia (WNI) berangkat ke Suriah untuk bergabung Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS). Tapi tuduhan itu tak terbukti dan Amin dilepas. Kejadian itu membuat Amin kenal dan memiliki nomor ponsel beberapa polisi di Polda Metro Jaya.

Pada Sabtu malam, Karena Amin Mude tak kunjung pulang, Wirda berkali-kali menelepon. Sampai pukul 22.00 WIB menurut Wirda, nomor ponsel suaminya masih bisa dihubungi namun tidak pernah diangkat. Selewat pukul 22.00 WIB, nomor ponsel Amin Mude tak bisa dihubungi. "Dari situ saya sudah duga, suami saya ditangkap. Dia dijebak," beber Wirda setelah aparat Densus balik kanan.

"Kami amankan dia karena diduga memfasilitasi sekaligus mendanai orang-orang yang berangkat ke Irak dan Suriah," kata Kepala Bidang Penindakan Densus Anti-Teror, Kombes Faizal Tayib di lokasi penggeledahan, Minggu.

Distributor lem
Wirda juga kesal terhadap cara aparat Densus menggeledah rumahnya. Padahal di rumah itu hanya ada Wirda dan ketiga anaknya. "Mereka pakai dobrak pintu rumah. Polisinya, semuanya, pakai senjata laras panjang," katanya.

Wirda menangis ketika aparat Densus Polri memeriksa barang-barang di rumahnya, Minggu siang. Sesekali, ia berbicara kepada ketua RT yang menjadi saksi penggeledahan. Sedangkan anak-anaknya menunggu di carport. Mereka nyaris tak berbicara dan hanya menundukkan kepala.

Penggeledahan rumah Amin dilaksanakan selama kurang lebih 10 menit. Polisi mengambil laptop serta buku tabungan Amin Mude. Wirda dan ketua RT setempat, menyaksikan dari dekat jalannya penggeledahan. Sebagian kegiatan aparat Densus di rumah itu terlihat dari luar. Aparat Densus sempat meminta ponsel Wirda namun ditolak oleh sang empunya .

Rumah Amin berdinding warna hijau dan pintu berwarna merah. Terlihat seperti tipe 45/90, ruangan di rumah Amin terdiri atas dua kamar tidur, satu kamar mandi dan dapur, serta ruang memanjang dari depan sampai belakang. Ruangan panjang itu disekat menggunakan papan kayu. Bagian depan menjadi ruang tamu sedangkan sisanya merupakan ruang televisi.

Putra sulung Amin mengaku tidak tahu pekerjaan ayahnya. "Jarang di rumah," katanya kepada wartawan. Wirda menjelaskan, usaha suaminya adalah distributor lem. Usaha itu modalnya Rp 20 juta atau tidak besar. Selain itu, Amin Mude juga punya usaha batu akik. "Bagaimana suami saya mau mendanai orang," ujar Wirda setelah aparat Densus balik kanan.

Selain menangkap Amin Mude, polisi juga menangkap empat orang lainnya yang diduga berperan pada pengiriman WNI ke Suriah. Keempatnya adalah M Fahri (MF), Aprianul Henri alias Mul (AP alias M), Jack alias Engkos Koswara (J alias EK), Amin Mude (AM), dan Furqon (F).

Namun Wakapolri Komjen Badrodin Haiti menyatakan, polisi telah menangkap empat terduga pengikut ISIS. Penangkapan diikuti penggeledahan dilakukan di sejumlah tempat untuk mendalami keterlibatan keempat orang tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved