Jenasah Gaspar Diturunkan Setelah Anaknya Datang

Sampai Senin sore jenazah Gaspar Molan, belum diturunkan dari posisinya karena menunggu anaknya yang sedang dalam perjalanan dari Larantuka

POS KUPANG/FRANS KROWIN
RUANG IDENTIFIKASI--Ruangan Identifikasi Polres Lembata tempat Gaspar Molan mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Senin (2/2/2015) siang. 

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA --- Kapolres Lembata, AKBP Wresni HS Nugroho, mengatakan, sampai Senin sore jenazah Gaspar Molan, belum diturunkan dari posisinya karena masih menunggu anak korban yang sedang dalam perjalanan dari Larantuka ke Lewoleba.

"Kami sudah berusaha menurunkan korban. Kami sudah menghubungi keluarga untuk datang ke polres dan sama-sama menurunkan korban, tapi keluarga tidak bersedia. Keluarga juga sepakat menunggu anak Gaspar dari Larantuka, sehingga kami juga masih menunggu," ujar Kapolres Wresni, ketika dihubungi secara terpisah di Mapolres Lembata.

Ia mengatakan, setelah jasad Gaspar diturunkan baru polisi melakukan otopsi. Otopsi dilakukan oleh tim dokter dari Polda NTT. "Jenazah harus diotopsi, tapi bukan oleh dokter di Lembata, melainkan dokter dari Polda NTT," ujar Wresni.

Tentang sebab perbuatan Gaspar, Wresni mengatakan, tak tahu persis. Mengingat Gaspar meninggal dunia di Polres Lembata dengan cara gantung diri, maka penanganannya pun harus dicaritahu terlebih dahulu. "Setelah dilakukan otopsi baru bisa diketahui apakah korban bunuh diri atau ada hal lain," katanya.

Mengenai kasus pembunuhan Linus Notan yang sedang ditelusuri, Wresni mengatakan, penanganan hukumnya terus dilakukan. "Sekarang ini tim penyidik dari Polda sedang bekerja. Jadi, penanganan kasus itu akan tetap dilanjutkan," tandasnya.

Pihaknya juga siap diperiksa tim Polda NTT, karena kematian Gaspar Molan terjadi di Mapolres Lembata. Ia juga tak menyangka akan peristiwa yang terjadi di lembaga yang dipimpinnya tersebut.
Untuk diketahui, kematian Gaspar Molan dengan cara gantung diri, merupakan kasus kedua dalam bulan Januari 2015.

Peristiwa pertama menimpa Moses Bala Henakin, Kepala SMP Satu Atap Ile Kimok, Senin (19/1/2015). Moses ditemukan pertama kali oleh Margaretha Bani, salah seorang warga Desa Lerek, Kecamatan Atadei. Saat hendak ke kebun, ia terkejut melihat jasad Moses sedang tergantung di pohon jambu mete di pinggir desa itu.

Di bawah pohon jambu mete itu, terdapat dua botol air kemasan aqua yang beraroma arak. Arak merupakan minuman keras (miras) tradisional. Tak diketahui persis sebab musebab sehingga Moses Henakin memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved