AirAsia Hilang

Moeldoko Kerahkan 21 Penyelam Andalan

Panglima TNI Jenderal Moeldoko tak mau tinggal diam melihat anak buahnya kerja siang malam untuk mencari dan mengangkat bangkai pesawat AirAsia

POS-KUPANG.COM, PANGKALAN BUN -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko tak mau tinggal diam melihat anak buahnya kerja siang malam untuk mencari dan mengangkat bangkai pesawat AirAsia yang tenggelam di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Sejak kemarin, Moeldoko berada langsung di kapal perang KRI Banda Aceh. Bahkan, Moeldoko juga menginap dan ikut yasinan di kapal tersebut. Tiga tim penyelam andalan dari Angkatan Laut atau berjumlah 21 orang disiapkan Moeldoko untuk mengangkat ekor AirAsia QZ8501 yang terbenam di kedalaman laut 33 meter.

Untuk memimpin proses pengangkatan AirAsia, Moeldoko bersama staf kemarin (8/1/2015) terbang dari  Jakarta dengan menggunakan Boeing-737 TNI AU ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Dari Lanud Pangkalan Bun, penerbangan dilanjutkan dengan helikopter menuju KRI Banda Aceh yang menjadi Kapal Markas dalam operasi tersebut.   

Moeldoko mengakui masih terdapat beberapa kendala yang menghambat dalam proses evakuasi ekor pesawat tersebut, salah satunya kondisi cuaca dan arus di perairan tempat jatuhnya pesawat.   

"Arus bawah laut mencapai 4-5 knot. Tingkat kejernihan air bisa sampai nol. Saya akan manfaatkan cuaca. Prioritas hari ini saya akan pimpin sendiri pengangkatan ekor pesawat, karena di dalamnya ada black box", tegas Moeldoko.

Hal lain yang juga menjadi hambatan Tim SAR di lapangan adalah sistem pengangkatan ekor pesawat ke atas permukaan. Meski demikian, Tim SAR telah menyiapkan subsurface vehicle yang dilengkapi balon khusus untuk mengambangkan pesawat dari bawah air.   

"Kemampuan angkat balon yang disiapkan kurang lebih hanya 10 ton, mudah-mudahan nanti beban yang ada tidak melebihi itu. Namun kendala itu sudah diantisipasi dengan menyiapkan opsi berikutnya, yakni crane pontoon yang dibawa dari Semarang", ujar Panglima TNI.   

Lokasi penemuan ekor AirAsia QZ-8501 berada di titik koordinat 3 derajat 38' 39'' Lintang Selatan dan 109 derajat 43' 45'' Bujur Timur. Lokasinya berjarak sekitar 127 kilometer dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Namun pada proses pencarian kemarin, Panglima TNI mengakui belum berhasil. Hal itu dikarenakan arus di dasar laut yang cukup deras. "Tim penyelam dengan kekuatan tiga tim telah berusaha untuk mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ-8501, namun belum berhasil," jelas Moeldoko di atas KRI Banda Aceh.

Melihat kondisi yang tidak memungkinkan, Moeldoko memerintahkan tim penyelam untuk menghentikan pencarian. "TNI telah menyiapkan proses pengangkatan ekor AirAsia besok pagi (hari ini) dimulai sekitar pukul 05.00 WITA pagi,." lanjut Moeldoko.

Menurut Moeldoko, arus yang bersahabat hanya terjadi mulai pukul 05.00- 11.30.  Di atas jam itu, arus laut sangat deras. "Kondisi ini sungguh menyulitkan dan bisa mengancam anak-anak yang sedang bekerja, jadi keamanan itu tidak mendukung", ungkap Moeldoko.

Terkait dengan tim penyelam, Moeldoko menjelaskan bahwa tim yang dibentuk merupakan tim khusus yang betul-betul terlatih dan telah dipersiapkan dengan baik. Jumlah personel tiap-tiap tim sebanyak tujuh orang. "Kami siapkan 3 unit (tim)  yang akan bekerja," lanjutnya.

Sedangkan untuk membantu proses pengangkatan bangkai kapal, Moeldoko menyebut tim dibantu  kapal Tunda Samudra milik SKK Migas.  Kapal ini memiliki tali seling yang kemampuan angkatnya hingga 60ton.

"Hal ini  akan memberikan kami kemudahan di lapangan," jelasnya.

Untuk membantu proses pengangkatan ekor AirAsia, tidak hanya KRI Banda Aceh saja yang terlibat. Dilibatkan juga 6 kapal yang telah siap memberikan dukungan operasi sepenuhnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved