AirAsia Hilang

Mengenal Srikandi Forensik Indonesia yang Disegani di Mancanegara

Jelang pergantian tahun 2015, sebuah kecelakaan pesawat terjadi di Selat Karimata, perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Semua pemangku kep

Editor: Alfred Dama

"Kasihan kalau tidak teridentifikasi, ini jadi beban juga buat kami. Kita berharap proses identifikasi bisa cepat selesai dan segera disemayamkan," katanya.

Keluarga sebagai "vitamin"

Ketika pesawat AirAsia QZ8501 dikabarkan hilang, Hastry telah mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu akan diterjunkan DVI untuk membantu proses identifikasi jenazah. Ia sadar bahwa peristiwa hilangnya pesawat itu berdekatan dengan malam pergantian tahun baru, sebuah malam yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga. Kendati demikian, ia mengungkapkan, keluarganya sudah cukup memahami profesinya sebagai dokter forensik yang bekerja di kepolisian.

Sebuah tugas besar menanti. Ada keluarga lain yang membutuhkan bantuannya dalam mengidentifikasi jenazah keluarga mereka. "Anak dan suami saya sudah tahu bahwa ibunya harus berangkat," ceritanya.

Bagi Hastry, keluarga adalah "vitamin" penyemangat hidup. Untuk itu, ketika ia harus bekerja dalam waktu lama, baik itu di luar kota maupun di luar negeri, komunikasi dengan keluarga menjadi "vitamin" yang cukup manjur untuk mengobati rasa rindu.

"Biasanya kalau pagi sebelum kerja atau malam sesudah kerja itu saya telepon. Mereka tahu, kalau sudah bekerja, biasanya ibunya susah dihubungi," katanya.

Wajah disaster

Seringnya bersentuhan dengan jenazah korban kecelakaan ataupun bencana membuat Hastry sudah tak lagi canggung dengan para jenazah itu. Bahkan, saking seringnya, ia menjuluki dirinya sendiri sebagai orang yang dekat dengan bencana.

"Wajahku ini sudah kayak disaster," selorohnya.

Selain panggilan jiwa, kata dia, orang yang menjadi dokter forensik itu haruslah memiliki kegigihan yang kuat. Profesi ini juga menuntut seseorang untuk dapat bekerja secara profesional tanpa kenal lelah.

"Jadi ya kerja ini padamu negeri saja. Kalau enggak gila, ya hobi. Nah, saya ini dua-duanya," katanya.

Hastry berharap, ke depan, dunia forensik di Indonesia dapat berkembang. Fakultas kedokteran yang ada pun semakin banyak mencetak lulusan ahli forensik yang dapat disegani dunia. Tak hanya untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, tetapi yang lebih utama adalah membantu suatu keluarga untuk menemukan anggota keluarga mereka yang hilang atau menjadi korban kecelakaan dan bencana alam.

"Saya ingin kedokteran forensik itu disenangi. Banyak adik-adik yang belajar sehingga banyak membantu masyarakat," katanya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved