AirAsia Hilang
Ekor AirAsia Ditemukan
Objek besar yang diduga ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh dan tenggelam di Perairan Karimata, Kalimantan Tengah telah diketahui lokasinya.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA --- Objek besar yang diduga ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh dan tenggelam di Perairan Karimata, Kalimantan Tengah telah diketahui lokasinya. Namun karena buruknya kondisi laut, tim penyelam belum berhasil menjangkau obyek besar yang diduga bangkai pesawat Airbus 320 yang jatuh sejak Minggu (28/12/2014) lalu.
Adalah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bung Tomo-357 yang berhasil menemukan benda yang diduga sebagai ekor pesawat naas tersebut. Obyek yang diduga ekor pesawat itu berada di kedalaman 30 meter dan hingga kini masih diteliti oleh Badan SAR Nasional.
"Kami temukan yang disinyalir kemungkinan besar adalah ekor pesawat. Hal ini sudah dilaporkan kepada kapal pengendali KRI Banda Aceh," ujar Komandan KRI Bung Tomo-357 Kolonel Laut Yayan Sofyan, saat kapal yang menjadi tim SAR utama itu merapat ke Pangkalan Armatim, Tanjung Perak, Surabaya, Senin (5/1/2015).
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo mengatakan bahwa yang diketemukan KRI Bung Tomo itu baru dugaan bagian dari pesawat. "Diduga bagian dari pesawat dan kita lakukan konfirmasi," ujar Soelistyo di Kantor Basarnas, Jakarta, Senin (5/1/2015).
Soelistyo membantah bahwa tim gabungan pada area pencarian telah memastikan serpihan yang ditemukan KRI Bung Tomo adalah ekor pesawat AirAsia. Ia meminta semua pihak untuk bersabar untuk memastikan puing-puing yang ditemukan tim gabungan apakah ekor pesawat yang dimaksudkan.
Ditambahkan Soelistyo, sudah ada lima obyek di dalam laut yang diduga serpihan AirAsia. Namun Basarnas belum bisa mengumumkan bahwa temuan itu merupakan puing AirAsia karena bendanya masih berada di dalam laut dan belum berhasil diambil.
Obyek besar yang diduga bagian dari pesawat AirAsia telah diketemukan sejak Minggu (3/1). Dua obyek besar yang diketemukan itu letaknya berdekatan di kedalaman laut 30 meter. Soelistyo mengonfirmasi bahwa kedua objek tersebut merupakan bagian pesawat Air Asia QZ8501.
Menurutnya, satu objek yang berhasil ditemukan berdimensi 9,4x4,8x0,4 meter, sedangkan objek satunya lagi berdimensi 7,2x0,5 meter. "Itu bagian pesawat Air Asia (QZ8501) yang kita cari-cari. Saya pastikan itu," tuturnya.
Penyelam
Kemarin, tim penyelam yang berjumlah 84 orang gagal mendekati obyek yang diduga bangkai AirAsia. Dua penyelam yang diterjunkan kemarin, kembali naik ke permukaan laut karena jarak pandang 0 dan arus laut bawah sangat kuat. "Jarak pandang 0 dan arus sangat kuat, 2-4 knot," ujar Soelistyo.
Para penyelam dari berbagai kesatuan dan dibantu negara Rusia ini telah berada di lokasi sejak Jumat (2/1) lalu. Namun karena cuaca buruk dan kondisi di dalam laut tidak memungkinkan untuk menyelam hingga dasar laut, penyelam belum berhasil. "Yang kita turunkan hari ini dua penyelam paling handal, tapi belum dapat menjangkau lokasi karena jarak pandang nol," ulang Soelistyo.
Oleh karena itu, Tim Gabungan memerlukan alat untuk menyelam berupa Submersible man. Alat ini diharapkan bisa menjelajah ke dasar laut untuk membantu proses identifikasi bangkai AirAsia di dasar laut.
Soelistyo mengatakan alat yang diturunkan oleh militer Rusia merupakan alat berupa robot bawah air. Kapsul tersebut memiliki keterbatasan karena robot tidak bisa diawaki manusia. Basarnas menginginkan adanya suatu alat yang bisa diawaki manusia. "Submersible itu kapsul, yang kita ingin itu man submersible." ujar Soelistyo.
Dijelaskan Soelistyo, semua alat telah digunakan Tim Gabungan untuk mencapai obyek yang diduga bangkai AirAsia, namun hasilnya belum terlihat. Alat Remotely Operated Vehicle (ROV) belum bisa bekerja maksimal karena kondisi arus yang kuat. "ROV itu bisa bekerja optimal kalau arusnya dibawah satu knot, kalau engga ya susah,"jelas Soelistyo.
Meski demikian, Tim Gabungan akan terus bekerja maksimal untuk mengangkat bangkai AirAsia tersebut. Sebenarnya, tidak terlalu sulit untuk mengangkat badan pesawat tersebut dari dasar laut. Menurutnya, tim gabungan yang berasal dari dalam negeri mempunyai alat untuk mengangkat badan pesawat.
Bahkan, ia menyatakan tim gabungan tidak perlu bergantung kepada asing yang mempunyai peralatan canggih."Engga usah khawatir ada alat untuk mengangkut benda di dalam air,"ujar Soelistyo.