Kasus Tambang di NTT
Jual Pasir Kuliahkan Adik
Kematian Ino Durman (30) akibat tertimbun longsoran tanah dan pasir di penambangan pasir Waelangkas, Senin pagi (1/12/2104) paling dirasakan adiknya.
POS-KUPANG.COM, RUTENG --- Kematian Ino Durman (30) akibat tertimbun longsoran tanah dan pasir di penambangan pasir Waelangkas, Senin pagi (1/12/2104) paling dirasakan adiknya, Alvianus Budiman.
Jerih payah Ino, bahu-membahu dengan ayah mereka Alfons Ngaban (58) menggali dan menjual pasir bisa mengongkos kuliah Budiman di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya, Jawa Timur.
"Dia (Ino) tulang punggung keluarga kami. Uang jual pasir dikirim untuk ongkos kuliah saya. Dia ulet kerja, tahu peluang cari uang untuk kebutuhan kualih saya dan keluarganya," kisah Budi, Selasa (2/12/2014) di RSUD Ruteng yang menjaga perawatan ayahnya, Aflons. Ibu mereka telah lama sakit dan tidak bisa bekerja kebun.
Budi yang menyelesaikan kuliah jurusan teknik komputer tahun lalu, kini menjadi tenaga honorer di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Lembor, Manggarai Barat. Pendapatan yang diperolehnya tak sebanding dengan penghasilan Ino menggali pasir.
Menurut Budi, tanggung jawab Ino sebagai anak sulung dirasakannya. Uang yang dikumpulkan dari menggali pasir di lahan milik mertuanya dihimpun untuk dikirim kepadanya.
Budi mengaku terkejut mendengar musibah yang menimpa ayah dan kakaknya, Senin pagi. Dia langsung berangkat dari Kampung Golokarot, Kelurahan Tange, Lembor ke Ruteng.
Meski sulit menerima musibah ini, Budi anak kedua dari lima bersaudara harus kuat.
Menurut Budi, ayahnya belum seminggu datang ke Ruteng membantu Ino menggali pasir.
"Bapa sering ke Ruteng bantu kakak gali pasir. Kami tidak punya firasat akan terjadi musibah ini. Tulang iga bapak patah," kata Budi.
Budi menambahkan, jenazah Ino diantar ke Golokarot, Senin petang. Direncanakan, Selasa petang dimakamkan. Alfons, terbaring sakit menangis histeris mengetahui kematian Ino.
"Tadi pagi dia menangis sampai teriak-teriak. Dia baru tahu anaknya (Ino) meninggal dunia. Belum lama berhenti menangisnya," kata perawat di Ruang Dahlia RSUD Ruteng.