Munas Partai Golkar
Yorrys Raweyai Senang Dipolisikan Oleh Kubu Ical
Fadel Muhammad mengungkapkan, dua tokoh Golkar masing-masing Agung Laksono dan Yorrys Raweyai ke polisi
POS KUPANG.COM, JAKARTA- Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Fadel Muhammad mengungkapkan, dua tokoh Golkar masing-masing Agung Laksono dan Yorrys Raweyai ke polisi. Keduanya dilaporkan terkait bentrok yang terjadi di DPP Partai Golkar, sehari sebelumnya, Selasa (25/11/2014).
"Sudah lapor ke polisi, sudah buat BAP juga yang luka-luka itu. Yorrys dan Agung ada terlibat disitu," kata Fadel di Gedung DPR, (26/11) kemarin.
Menurutnya, sebelum kekisruhan terjadi, dirinya sejak pagi telah berada di kantor DPP Golkar. Kemudian, puluhan massa yang dipimpin Yorrys datang dan ia menyuruh agar mereka diberi nasi bungkus untuk makan. "Dan pada menjelang rapat, pukul 15.000 WIB, saya lihat persis teman-teman di bawah pimpinan Yorrys, bersama-sama Pak Agung Laksono untuk kemudian mempersiapkan sesuatu, kami tidak tahu barisan AMPG apel diserbu mereka," kata Fadel.
Fadel kemudian memastikan pelaksanaan Munas Golkar tetap berlangsung pada akhir bulan November ini di Bali. Walaupun diakui Fadel, ada indikasi-indikasi kuat dari pemerintah melakukan intervensi terhadap pelaksanaan Munas tersebut."Kami tadi malam rapat terbatas Partai Golkar, wantim Pak Akbar memutuskan Munas tetap jalan terus. Insy Allah tanggal 30 November-3 Desember di Nusa Dua Bali," kata Fadel.
Politisi Partai Golkar, Yorrys Raweyai berterimakasih dirinya dilaporkan oleh kubu Ketua Umum Partai berlambang Beringin, Aburizal Bakrie ke kepolisian. Yorrys siap menghadapi proses hukum bila dipanggil polisi untuk membeberkan keterangan dan bukti yang sebenarnya terjadi. "Saya terimakasih. Bagus, saya setuju saja. Dia mau melaporkan ke polisi silakan. Kan tunggu Polisi panggil saya sebagai apa," ungkap Yorrys.
Terkait laporan yang menuding AMPG-nya berisi preman bayaran, Yorrys balik mengklaim AMPG yang dikomandoinya adalah yang sah dan legal. Dan dia mengaku mempunyai bukti valid dan lengkap bahwa sebaliknya, kubu ARB yang menurunkan massa bayaran dan premanisme ke DPP Golkar di Slipi. "Yang kemarin datang dibawa itu premanisme. Saya tanya mereka, siapa dia? Yang bawa celurit ke sini siapa mereka? Buka kita kok," tegasnya.
Politisi Golkar ini pun tegaskan, produk AMPG yang ada baik itu seragam adalah hasil karyanya. Bukti kuat adanya pembelian besar-besaran seraham AMPG di Pasar Senen pun sudah dimilikinya. "Kamu bilang sama dia. Dia merekayasa dalam beberapa hari ini. Dan ingat saya punya data, berapa banyak duit yang dikeluarkan untuk membeli seragam di Pasar Senen? Ingat, semua produk AMPG itu saya yang buat. Itu bukan konsumsi publik, dimana orang bisa sembarang beli," ujarnya.
"Saya dikasih tahu. 'Pak ini ada yang beli baju AMPG sekian banyak. Ini buat apa?' Saya bilang kasih. Dilaporkan ke saya, dibuatkan fotonya. Terus belinya berapa saya tahu. Sapa yang beli juga saya tahu," tambahnya.
Bahkan, menurutnya, dimana konsolidasi pengerahan massa untuk datang ke DPP Golkar pun Yorry mengaku mengetahuinya. "Pakai mobil apa dibawa? Saya tahu," tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono memastikan, Presidium Penyelamat Partai Golkar tetap akan mengadakan Musyawarah Nasional di Jakarta pada Januari 2015. Menurutnya, bila munas dipercepat tanggal 30 November hanya akan menghasilkan munas yang tak bermutu. "November tanggal 30 itu secara teknis juga tampaknya tidak mungkin dilakukan, kecuali kalau menghasilkan sebuah munas yang tidak bermutu," kata Agung.
Menurutnya, dengan jangka waktu itu cukup bagi para kader Golkar di daerah-daerah mempersiapkan diri, sehingga munas dianggap dapat terselenggara dengan baik. Ia ingin mengembalikan Partai Golkar sesuai dengan payung hukum AD/ART partai.
"Mengapa demikian, anggaran dasar Partai Golkar mengamanatkan bahwa masa bakti hanya 5 tahun, jadi kalau 4 oktober 2009 kan 4 oktober 2014 sudah harus dilaksanakan, tapi kan sudah lewat. Karena DPP memilki pandangan bahwa ada rekomendasi sebagai payung hukum tahun 2015, kami ikuti Januari," katanya. (tribun/why/mat)