Sejarah Kota Waiwerang
Sejarah Kota Waiwerang Untuk menelusuri sejarah terbentuknya Kota Waiwerang, ini penulis m
Penulis: PosKupang | Editor: Alfred Dama
Oleh Alfonsus Liguori Rianghepat, S.Pd
UNTUK menelusuri sejarah terbentuknya Kota Waiwerang, ini penulis menemui Martinus Luli Hada, B.A, seorang pemerhati sejarah, khususnya sejarah-sejarah mengenai masyarakat Adonara. Dari beliau, penulis mendapat cukup banyak informasi mengenai sejarah Adonara.
Hal ini tidak sulit karena alumnus Undana Kelas Flores - Ende Jurusan FKIP Sejarah tahun 1972 ini dalam penulisan tugas akhir untuk mendapatkan gelar akademiknya mengambil penelitian mengenai sejarah masyarakat Adonara dengan judul karya tulisnya Adonara Menentang Imperialisme.
Berikut hasil liputan penulis bersama Bapak Martinus Luli Hada
1 Oktober 2014 Kota Waiwerang Genap berusia 102 Tahun. Perhitungan ini didasarkan pada beberapa sumber catatan sejarah sebagai berikut : (catatan perang ini hanya diambil tahun 1911 dan 1912 saja).
Tahun 1911 wilayah Adonara Barat (wilayah kakang Horowura) terlibat perang akibat operasi Blasting yang berawal dari Desa Hone/Niwak akibat perang Tuwa. Ada beberapa catatan dalam perang ini, 1 Mei 1911 gugur komandan Marsose Manwar Samual dan dikuburkan di Wulen Tobi (sekarang Waiwadan).
Toko masyarakat Tuwa antara lain Doni I Ose Ama , Temala Ola ditawan dan dibuang ke Jawa.
Mei 1912 wilayah Watoone juga terseret peperangan melawan Belanda. Ola Bebe bersama beberapa toko masyarakat Watoone ditawan dan diasingkan ke Jawa dan Sumatera.
Juni 1912 operasi Blasting juga terjadi di wilayah Tanah Boleng sehingga meletus perang. Toko masyarakat tanah boleng Palang Ama ditawan Belanda.
Dengan ditawannya beberapa tokoh masyarakat di atas, maka pemberontakan dapat dipadamkan. Semua peristiwa keberhasilan Belanda memadamkan pemberontakan diatas di laporkan Gezaghebber Ost Flores Letnan Smiedeman kepada Residen C.H. Van Rietscoten di Kupang bahwa seluruh wilayah Ost Flores yang luas sudah Aaman .
Atas dasar bahwa semua daerah Flores, termasuk Adonara sudah dapat dikendalikan dan aman, maka pada 1 Oktober 1912 Onder Ost Flores dibagi menjadi 2 daerah, Onder Afdeling ost Flores en Solor dengan Ibukota Larantuka yang dipimpin oleh Gezaghebber Luit Smiedeman.
Onder Afdeling Adonara en Lomblen dengan ibukota Waiwerang yang dipimpin oleh Gezaghebber Luit Drybber.
Beberapa jasa beliau yang masih dapat dinikmati sampai dengan hari ini, antara lain Pembangunan Kebun Raya, Pembangunan Kantor Onder Afdeling, Pemindahan aliran waiknawe dari depan kantor onder afdeling ke lokasi sekarang.*