Harga Jambu Mete di Flotim Naik jadi Rp 16 Ribu
Kadis Koperasi Kabupaten Flotim, Frederik Billy kepada wartawan mengaku siklus hujan
Penulis: PosKupang | Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG.COM, LARANTUKA - Iklim yang kurang bersahabat berdampak pada produksi jambu mete di Flores Timur (Flotim). Walau demikian harga mete di Flotim terus naik mulai dari Rp 7 ribu/kg hingga Rp 16 ribu/kg. Para petani merasa diuntungkan dengan kenaikan harga jambu mete yang cukup tinggi tersebut.
Nimus Watun, warga Larantuka kepada wartawan, Selasa (23/9/2014), mengaku baru selesai menimbang jambu mete dengan harga Rp 16 ribu/kg. "Harga ini akan cenderung naik karena permintaan jambu mete gelondongan di Jawa cukup tinggi,"kata Watun.
Ia mengaku komoditi jambu mete yang dihasilkan dari Flores dijual di pasar Eropa dan Amerika Utara. "Jambu mete tumbuh secara organik di seluruh Flores dan terbaik di dunia. Namun, penjualan jambu mete kita masih sebatas gelondongan belum ada langkah maju. Masyarakat petani kurang kurang paham terhadap proses pembuatan jambu mete sehingga berdampak pada nilai tawar," ujarnya.
Kadis Koperasi Kabupaten Flotim, Frederik Billy kepada wartawan mengaku siklus hujan yang tidak menentu di wilayah Kabupaten Flores Timur berdampak pada menurunnya hasil panen biji mete. Hujan gerimis diikuti panas terik membuat bunga mete berguguran dan tidak menghasilkan biji. Kondisi ini berdampak pada menurunnya pendapatan petani mete. Padahal harga jambu mete saat ini naik mulai dari RP 7 ribu hingga Rp 16 ribu.
Ia mengakui, menjadi petani mente sangat menjanjikan saat ini dan ke depan karena komoditas kacang mete menjadi camilan yang paling diminati. Namun faktor alam membuat mete menajdi sulit didapat walau harga jambu mete terus merangkak naik.
"Kita berharap para petani mete terus berjuang untuk menjadi petan mete yang handal agar dapat membantu meningkatkan pendapatan keluarga. Karena harga mete diperkirakan terus naik. Selain itu, kualitas jambu mete Flores Timur terbaik di Indonesia dan dunia," terangnya. (iva)