Hebat, SDI Oenali-TTS Juara Satu Nasional Pelaksana PMTAS

SDI Oenali di Desa Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat, TTS, meraih juara satu nasional sebagai sekolah pelaksana PMTAS.

Editor: Benny Dasman
zoom-inlihat foto Hebat, SDI Oenali-TTS Juara Satu Nasional Pelaksana PMTAS
Net
Ilustrasi siswa SD

POS KUPANG.COM, KUPANG--Sekolah Dasar Inpres (SDI) Oenali di Desa Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat, TTS, meraih juara satu nasional sebagai sekolah pelaksana pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMTAS). Penghargaan ini diberikan Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Dalam Negeri.

Kepala SDI Oenali, Jublina A Tahun, SPd, MM, kepada Pos Kupang di Kupang, Sabtu (24/5/2014), menyampaikan, SDI Oenali meraih juara satu karena tingginya gotong-royong masyarakat desa dalam pelaksanaan PMTAS.

Selama empat tahun ini, katanya, peran masyarakat, pemda, komite sekolah dan WFP berjalan baik. Hal ini diperkuat oleh MoU dimana sebagian dana PMTAS ditanggung pemda, komite sekolah, orangtua, masyarakat dan sebagian oleh WFP. 
Kontribusi WFP berupa jagung, kacang hijau, bubuk tabur gizi, peralatan masak dan pelatihan untuk kader. Sedangkan pemda menyumbang dana untuk pengadaan gula. Komite sekolah dan orangtua menyumbang sayur-sayuran, daging, telur, ikan dan ubi-ubian.

Dari kejuaraan ini, lanjutnya, sekolah mendapat piala, piagam penghargaan dan dana stimulans sebesar Rp 70 juta dan bantuan dari sponsor berupa sabun dan bubur SUN.

Dia mengakui tahun pertama pelaksanaan program ini agak sulit karena sulitnya membangun partisipasi masayarakat. Tetapi berkat pendekatan dengan berbagai pihak, maka mulai tahun kedua dan seterusnya partisipasi masyarakat makin tinggi. 
"Orangtua melihat kenyataan bahwa anak-anak sudah bisa belajar sampai siang, tidak mengantuk dan absensi rendah. Biasanya pada musim hujan, banyak yang sakit malaria, tetapi dengan adanya PMTAS, yang sakit malaria berkurang," ujarnya.

Dia menjelaskan, pada bulan April, dia dipanggil ke dinas untuk membuat laporan dan dikirim ke kementerian. Ternyata laporan dari SDI Oenali masuk nominasi dua.  "Lalu panitia lomba turun ke enam nominator di seluruh Indonesia. Setelah verifikasi lapangan, ternyata nilai dari SDI Oenali naik ke peringkat satu," jelasnya.

Jublina mengungkapkan, waktu pertama kali mendapat sosialisasi dari WFP, dia berpikir partisipasi masyarakat sulit karena masyarakat di sekitarnya adalah masyarakat berpenghasilan rendah. Tetapi petugas dari WFP selalu memberikan motivasi sehingga partisipasi masyarakat meningkat. (ira)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved