Lambertus Uly Sediakan Parang Kualitas Terbaik untuk Petani
Lambertus Uly (41) menyediakan parang dan pisau kualitas terbaik bagi masyarakat petani maupun ibu-ibu dapur
Laporan Wartawan Pos Kupang, Jumal Hauteas
POS KUPANGF.COM, OELAMASI -- Lambertus Uly (41) menyediakan parang dan pisau kualitas terbaik bagi masyarakat petani maupun ibu-ibu dapur yang membutuhkan untuk mengolah bahan makanan di dapur.
Uly memastikan pisau dan parang yang dijualnya berkualitas terbaik, karena semuanya diproduksi sendiri.
Kepada Pos Kupang Jumat (4/4/2014) di Oesao saat menjajakan parang, pisau, sabit potong, dan kelewang menjelaskan dirinya sudah menekuni pekerjaan membuat parang sejak kecil.
Karena itu, pisau, parang, sabit potong, dan kelewang yang dijualnya tidak perlu diragukan lagi kualitasya.
"Semua ini (parang, pisau, sabit potong, dan kelewang) ini saya buat sendiri dan saya pakai ver oto (mobil) murni. Jadi biar tipis begini kualitasnya tetap dijamin," tegas ayah empat anak ini.
Uly menambahkan dirinya baru mulai melakukan penjualan langsung kepada masyarakat sejak lima tahun terakhir. Karena sebelumnya dirinya hanya memproduksi parang di rumahnya kemudian melakukan penjualan kepada para pedagang kaki lima di pasar-pasar maupun di tempat lain sesuai permintaan.
"Saya sudah tua dan tidak kuat lagi pikul parang menjual keliling ke pasar-pasar. Jadi dua tahun ini saya hanya membuat parang secukupnya lalu datang jualan disini (Oesao)," jelasnya.
Mengenai hasil dari penjualan parang yang diproduksinya, Uly menuturkan dirinya memanfaatkannya untuk menghidupi keluarganya, termasuk untuk membiayai biaya sekolah anak- anaknya. "Anak sulung saya sekarang kelas dua SMP sehingga saya juga harus membiayai sekolahnya," urainya.
Untuk harga satuan parang yang diproduksinya, Uly mematoknya dengan harga Rp 75 ribu, pisau dapur Rp 25 ribu, sabit potong dengan harga Rp 50 ribu dan kelewang dengan harga termahal yakni Rp 150 ribu per buah.
Uly juga mengakui hasil penjualan parang yang dilakukan sendiri saat ini lebih menguntungkan dibanding dengan saat dirinya masih menjual borongan kepada para pedagang kaki lima dan di pasar-pasar. Sebab saat ini juga dirinya kesulitan untuk mendapatkan fer mobil yang menjadi bahan baku pembuatan parang karena saat ini sudah semakin banyak orang yang sudah ikut memproduksi parang.*