Proyek MBR Bermasalah
Kontraktor MBR Kabur Duluan
Salah satu penerima bantuan MBR, Pedro Antonio Soares, mengaku rumahnya belum selesai dikerjakan, namun kontraktor sudah kabur duluan.
POS-KUPANG.COM, KUPANG --- Salah satu penerima bantuan rumah MBR di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Pedro Antonio Soares, mengaku rumahnya belum selesai dikerjakan, namun kontraktor sudah kabur duluan. Bagian rumah yang belum dikerjakan, yaitu kamar mandi, WC dan sejumlah bagian di dalam rumah itu.
"Saya tidak tahu persis kontraktornya, tetapi tukang yang mengerjakan rumah ini berasal dari Kefamenanu-TTU. Mereka sudah tinggalkan pekerjaan, sementara pekerjaan belum selesai. Kamar mandi dan WC belum dikerjakan. Dapur dan lantai menggunakan semen kasar. Kami tidak tahu RAB-nya dan berapa besar dananya. Kami hanya disampaikan siap huni," tutur Soares di kediamanya di RT 03/RW 03, Kelurahan Karangsirih, Kecamatan Kota SoE, TTS, Kamis (13/3/2014).
Ia mengatakan, bantuan perumahan MBR dalam dua tahap. Tahap pertama rumah semi permanen dan tahap kedua permanen dengan rangka besi.
"Awal tahun 2013 saya disampaikan sebagai salah satu penerima bantuan rumah MBR dengan ukuran 6,5 x 6 meter persegi. Lalu diminta membangun fondasi menggunakan dana pribadi dan setelah itu tukang datang mendirikan rangka besi, namun tidak dilanjutkan hingga besi-besi itu berkarat. Kurang lebih tujuh bulan kemudian baru tukang kembali membangun tembok, atap, memasang daun pintu dan jendela. Setelah itu tukang kembali meninggalkan pekerjaan yang belum selesai. Semua jenis pekerjaan sangat mengecewakan dan terkesan asal jadi," ujarnya.
Soares mengatakan, saat pekerjaan, tukang banyak menggunakan kayu dan batako miliknya karena pihak kontraktor terlambat mendroping bahan bangunan. Dalam kondisi seperti ini, lanjutnya, tukang yang mengecat dinding mempersilakan kami untuk menempati rumah ini.
"Permintaan itu saya tolak dengan alasan kamar mandi/WC, lantai, jaringan listrik dan air belum dikerjakan. Tukang menegaskan, itu tanggung jawab kontraktor yang membangun, mereka hanya melakukan pekerjaan finishing saja. Bahkan saya diminta membangun kamar mandi/WC sendiri. Sekarang mereka sudah meninggalkan bangunan dalam kondisi seperti ini. Kami tidak tahu harus bagiamana," kata Soares.