Penembakan Warga NTT di Sleman
Sakit Hati Namun Iklas
Keluarga Adrianus Candra Galaja alias Dedi, korban tewas akibat penembakan di LP Sleman, Yogyakarta, merasa sangat sakit hati.
Penulis: omdsmy_novemy_leo | Editor: Alfred Dama
Namun keluarga menyatakan iklas menerima musibah itu sebagai kehendak Ilahi.
Disaksikan Pos Kupang, Selasa (26/3/2013) siang, hujan deras mengiringi keberangkatan jenasah Dedi dari Bandara Eltari Kupang ke Bandara Oerobusman Ende. Dari Kupang jenasah Dedi diantar oleh Nimus, Sius dan Oby.
Tiba di Ende, jenasah akan langsung dibawa menggunakan kendaraan ke kampung Fataleke, Desa Bidoe, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo.
Johanis Dekresano, wakil dari keluarga Dedi, ditemui di Bandara Eltari Kupang, Selasa siang menyatakan, pada dasarnya keluarga bisa menerima peristiwa kematian ini sebagai peristiwa iman yang sudah diatur oleh Tuhan.
Namun keluarga tetap sakit hati kenapa Negara tidak bisa melindungi korban yang sedang menjalani proses hukumnya. Keluarga juga merasa kecewa dengan sikap pimpinan negara, Presiden RI, SBY, yang juga belum bersuara menyikapi kasus pelanggaran HAM itu.
"Keluarga tentu merasa sakit hati yang sangat luar biasa menerima peristiwa ini karena kematian yang terjadi pada anak kami itu tidak wajar. Dan kami juga sangat kecewa karena hingga saat ini Presiden RI, SBY, belum juga angkat bicara memberikan pernyataan terkait kasus ini. Kalau masalah lain, SBY sangat cepat memberikan reaksi dan respon," sesal Dekresano.*