Djemi Lassa, ST: Sekolah Nonformal untuk Siap Kerja

Masih berusia muda namun sudah mencapai kesuksesan dalam dunia usaha tidak membuat pria yang satu ini berpuas diri.

Editor: Alfred Dama
zoom-inlihat foto Djemi Lassa, ST: Sekolah Nonformal untuk Siap Kerja
POS KUPANG/ALF
Djemi Lassa, ST

Jangan terlalu bercita-cita jadi pengusaha besar, tapi minimal yang memegang ekonomoi kecil. Sehingga usaha kecil menengah itu dipegang oleh orang-orang kita yang datang dari desa ini.
Dan, keempat itu adalah akuntansi atau pembukuan sederhana. Mereka tamat setidak-tidaknya saat bekerja di toko A, mereka sudah tahu cara bayar pajak, mereka tahu cara bayar pajak kontraktor. Itu sebenarnya tidak perlu orang yang berpendidikan S1. Cukup SMA saja yang duilatih setahun, mereka akan bentuk untuk empat jurusan ini ada dalam mimpi saya dan tahun depan segera kita akan realisasikan. Bahkan di awal tahun ini ijin sudah kita laksanakan.  

Bila diperhatikan, hubungan Anda dengan karyawan Anda sangat dekat bahkan seperti teman. Mengapa Anda memposisikan diri demikian?
Prinsip saya, bisnis ini bisa berkembang karena semua teman- teman di sini dan prinsip pribadi saya adalah saya menghargai orang itu bukan dari apa yang dia punya. Tapi saya melihat mereka sebagai sesama ciptaan Tuhan, itu satu filosofi yang yang saya pegang sehingga siapapun dia, cleaning service pun saya bisa bantu dalam kerjanya dia.  Saya bisa bersahabat dengan dia, saya bisa tanya dia sudah makan siang atau belum dan saya bisa traktir dia makan siang sama-sama. Menurut saya itu memang satu kepemimpinan yang melayani atau saling melayani. Jadi sini kalau ada yang panggil saya bos, saya tegur mereka dan bilang jangan panggil saya bos karena kita partner. Jadi kadang-kadang mereka panggil saya bos itu hanya guyonan karena mereka tahu ini tidak serius. Kita berusaha untuk terbuka semuanya, kerja kita adalah partner. Jadi tidak ada bos. Dalam struktur organisasi ini memang ada pimpinan, ada manager tapi tetap kita menggunakan kepemimpinan yang melayani, jadi tidak ada bos di sini atau tidak ada ngebos di sini.

Pernah ada satu teman yang menjadi kepala cabang kami, dia baru satu hari saya angkat jadi direktur, besoknya dia panggil staf untuk cuci motornya dia. Waktu saya tahu itu, saya marah dan panggil orang itu dan saya tanya siapa di sini yang bos. Saya katakan, selama saya di sini saya tidak pernah suruh satu staf- pun cuci motor atau mobil saya. Saya tidak pernah suruh, tapi kalau saya mau cuci maka saya cuci sendiri nanti kalau ada yang mau bantu tidak masalah. Jadi saya bukan bos atau ngebos di sini, kita adalah satu tim yang maju sama-sama.

Banyak pengusa yang sukses di usaha, karier tapi punya masalah di rumah tangga. Bagaimana Anda membangun  sinergi sehingga sukses di urusan kerja dan sukses di rumah?
Itu memang sesuatu yang sulit. Tapi kembali lagi pada prinsip nilai yang dimiliki. Saya pernah ketemu teman saya, dia bilang begini, pak Jimi bu ini sepertinya tidak pernah puas dengan diri sendiri. Saya tanya kenapa bilang begitu. Lalu dia bilang, Bu su punya ini dan itu tapi masih juga belum puas. Saya bilang, berarti yang Bu lihat itu materi, saya bilang itulah cara pandang kita yang tidak sama. Anda melihat saya dari sisi materi tapi saya melihat materi itu hanya efek ketika saya melakukan sesuatu. Ketika saya melakukan sesuatu, materi mau datang atau tidak maka menjadi urusan Tuhan, itu prinsip saya. Jadi ukuran kesuksesan seseorang bukan masalah materi, ukuran kesuksesan menurut saya itu masalah nilai, apakah saya ini menjadi bernilai bagi sesama itu menjadi point penting dalam hidup saya. Orang ketika hanya mengukur dari sisi materi tapi lupa dari sisi nilai maka yang dia lihat itu materi, yang dia lihat itu hanya keluarga dan hubungan dia dengan sesama menjadi kosong. Sehingga yang dilihat hanya materi, sehingga ia mengorbankan hubungan dengan sesama tetapi tetap punya uang.  Prinsipnya, saya selalu berusaha menjaga nilai dimanapun saya berada, di dalam keluarga saya terhadap istri dan anak-anak saya, dalam relasi saya dengan sesama, di organisasi-organisasi lain di luar saya tetap mengutaman nilai.

Masa lalu Anda cukup keras dilewati. Makna apa yang Anda dapat?

Pengalaman saya masa kecil saya membuat mental saya teruji. Pertama, saya tidak pernah takut seandainya suatu saat saya bangkrut. Saya bilang ke istri saya, saya dulu awalnya hidup susa, yang kedua saya mau bergaul dengan anak-anak, saya hidup di kampung, saya hanya makan nasih putih dengan kuah apa adanya, makan nasih putih dengan sayur seadanya, saya tidak pernah pikir takut untuk itu.  Saya diajarkan untuk tetap hidup dalam keadaan apapun, itu saya siap dan saya bisa menikmati. Kedua, saya melihat semua yang saya dapat itu merupakan pemberian Tuhan. Karena saya tidak punya apa-apa. Jadi saya tidak perlu sombing dengan apa-apa yang saya dapat, karena saya tahu dulu saya juga tidak punya apa-apa. Ketiga, ketika saya membangun sebua bisnis dan saya rugi maka saya tidak perlu stress. (alfred dama)

Jangan Ambil Semangat dalam Diri Saya

BAGI Djemi Lassa kesuksesan tidak terlepas dari semangat dan tentu saja berkat dari sang pecinpta. Namun, sebagai pengusaha, berbagai pasang surut dalam usaha harus bisa dilewatinya.
Dalam dalam usahanya, sudah dua kali pula ia terkena musibah yaitu toko komputernya dibobol maling. Dan, masing-masing kerugian akibat pencurian tersebut mencapai ratusan juta rupiah.
Bagi suami dari Eliyana Wirawan ini, pencurian tersebut tidak perlu disesali terlalu lama sebab dunia terus berputar dan doa pada Tuhan juga terus dilakukan. Sebab, ia yakin ada rencana lain dari Sang Pencipta untuknya.

"Saya mengalami kasus pencurian beberapa waktu lalu. Ketika saya mengalami kasus pencurian dua kali berturut-turut, banyak orang yang bilang ke saya, saya turut berduka dan macam- macam.  Memang saya terimakasih dengan perhatian itu, tapi saya juga bilang  no probelm.  Saya mungkin rugi Rp 100 juta lebih, tapi dalam jangka waktu sekejap, Tuhan bisa memberikan saya keuntungan lebih dari itu. Dan, menurut saya tidak perlu lama menyesali itu," jelasnya.

Bagainya hidup bukan semata-mata materi, namun ada nilai lain yang harus dicapai. "Apakah kita hanya mau pikir tentang uang itu. Saya pikir tidak, semua yang diberikan ini dari Tuhan, jadi kapan saja Tuhan bisa berkehendak lain untuk menguji kita," jelasnya.

Meski demikian, ayah dari Kineshia Fievel Lassa dan Dewei Aiden Keeley Lassa ini berdoa dan tetap berharap agar semangat dan kreativitas yang dimilikinya tetap berada dalam dirinya. Karena hanya dengan hal-hal dalam dirinya tersebut, ia selalu bisa memulai dengan hal-hal yang baru.

"Saya hanya berdoa pada Tuhan memohon, ijinkan saya pada saat akhirnya saya mau kehilangan semua materi maka saya siap, kalau Tuhan mau membuat saya berkarya lebih besar lagi. Dan, seandainya materi saya hilang suatu saat maka itu tidak apa-apa. Tapi Tuhan jangan ambil semangat dari dari saya.
Tuhan jangan ambil kreativitas dari saya, Tuhan jangan ambil satu kepercayaan hidup dari saya. Karena kalau Tuhan ambil ini maka semuanya akan hilang.  Yang penting apa yang ada dalam diri saya jangan Tuhan ambil, yang diluar diri saya silahkan Tuhan ambil. Tapi saya yakin, di dalam diri saya Tuhan tidak ambil maka yang diluar Tuhan pasti kasih kembali. Saya pikir hal yang menguatkan saya," jelasnya. (alfred dama)


Data Diri

Nama                  :   Djemi Lassa, ST
Tempat Tanggal Lahir    :   SoE 13 Juni 1977

Pendidikan   : SD Inpres Nifuboko , TTS
                       SMPN 1 SoE , TTS
                       SMA    1 SoE  , TTS
                       Universitas Kristen Petra, Jurusan Teknik Sipil                          (tamat 1996)

Nama Perusahaan :  Timorese Group
                                 * Usaha komputer retail, distribusi dan                                        service
                                 *  Distributor Sparepart Motor
                                 *  Real Estate

Organisasi  : Asosiasi Pengusaha Komputer NTT
                     Keluarga Besar Alumni UK Petra NTT
                      Badan Pengurus Cabang Perkantas NTT
                      Majelis Gereja GKIN Revival
                      Pengurus HIPMI NTT

Nama Orangtua  :  Alexander Lassa , Domina Yulia Lassa, Ang
Anak ke 2 dari 6 Bersuadara                      

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved