Sawah di Bena, TTS Mengering
Akibat pintu air Irigasi Ofatu ambruk diterjang banjir sejak Februari 2012, ratusan hektar sawah di Bena, Amanuban Selatan, TTA mengering.
POS-KUPANG.COM, SOE --Akibat pintu air Irigasi Ofatu ambruk diterjang banjir sejak Februari 2012, ratusan hektar sawah milik masyarakat di Bena, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan mengering. Kini sawah - sawah itu terancam gagal panen.
Pantauan Pos-Kupang.Com, Sabtu (7/4/2012), ratusan hektar sawah dan padi yang baru berumur 1-3 bulan itu mengalami kekeringan akibat panas terik matahari dan ketiadaan air. Tampak areal persawahan itu kering dan tanahnya pecah. Para pemilik sawah hanya bisa pasrah dan berharap ada hujan dan mujizat yang bisa menyelamatkan padi di sawah mereka.
Gabriel Banunaek, salah satu petani setempat, saat ditemui bersama beberapa petani lain mengaku pasrah dan hanya bisa memandangi 75 are padi miliknya yang mengalami kekeringan sejak Februari 2012.
"Air hari ini baru masuk sampai di sini setelah diempang beberapa hari lalu oleh PT Waskita Karya. Padi saya ini ada yang baru berumur satu bulan dan tiga bulan, sehingga kondisinya seperti ini. Mungkin gagal panen, karena pasokan air yang masuk saat ini sangat kecil," katanya.
Ketua kelompok Tani Hetfen, Yakobus Ukat, mengatakan kurang lebih 600 hektar (ha) sawah milik petani di Bena mengalami kekeringan sejak akhir Maret 2012 karena curah hujan berkurang drastis. " Kami tidak bisa mengandalkan air irigasi lagi, karena sudah jebol sejak Februari 2012, apalagi debit air di Kali Panite semakin hari semakin berkurang. Kami hanya berharap ada hujan lagi beberapa hari kedepan, agar bisa menyelamatkan sedikit dari ratusan ha sawah yang kering ini," ujar Ukat.
Camat Amanuban Selatan, Albert Nabuasa yang dikonfirmasi usai memantau areal sawah milik petani saat itu, mengakui, kurang lebih 600 ha sawah milik petani di Bena mengalami kekeringan dan diprediksi hanya sekitar 30 ha yang bisa dipanen sementara sisanya gagal panen.
Menurut Nabuasa, upaya penanganan tanggap darurat oleh PT Waskita Karya dengan mengempang kali Panite sudah terlambat karena baru dilakukan tanggal 5 April 2012, setelah sawah mengalami kekeringan hebat. Menurutnya, sawah yang sudah ditanam petani di Bena kurang 600 ha dan terancam gagal panen.
Akibatnya, lanjut Nabuasa kerugian yang dialami petani rata - rata Rp 7 juta per hektar. " Saya perkirakan yang bisa panen sekitar 30 ha saja, sisanya gagal total," ujarnya.
Menurut Nabuasa, para petani berharap pemerintah segera membangun kembali pintu air di Irigasi Ofatu agar sawah yang belum digarap bisa diolah dalam tahun ini untuk menutupi kerugian akibat kekeringan.
"Pengempang kali oleh Waskita itu dilakukan secara swadaya oleh masyarakat untuk mengatasi kekeringan ini," tegasnya.
Menurut Nabuasa, jika terjadi gagal panen, maka solusi diambilnya dengan menyiapkan lahan seluas 250 ha untuk menanam jagung. Masing - masing desa Bena dan Linamnutu sebanyak 100 ha dan Desa Polo 50 ha serta pemeliharaan ternak untuk mengantisipasi rawan pangan.
"Kalau betul terjadi, maka Kami berharap suport pompa air dari pemerintah sebanyak 15 unit untuk mengairi 250 ha jagung itu," katanya.