Sambut Baru di Waiwerang Telan Korban
WAIWERANG, POS KUPANG.Com -- Acara sambut baru di Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur (Flotim) berubah jadi pesta darah karena ulah sekelompok pemuda yang tidak bertanggung jawab hingga menelan korban jiwa.
WAIWERANG, POS KUPANG.Com -- Acara sambut baru di Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur (Flotim) berubah jadi pesta darah karena ulah sekelompok pemuda yang tidak bertanggung jawab hingga menelan korban jiwa.
Albertus Ola (28) Warga Desa Kiwang Ona, Kecamatan Adontara Timur meninggal seketika pada Jumat (5/11/2010) malam pukul 00.00 Wita di perempatan terminal Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur, persinya di depan gudang semen. Diduga Albertus ditusuk menggunakan benda tajam ke perutnya dengan kedalaman 15 cm, lebar 1 cm sehingga korban tidak bisa tertolong walau sudah dibawa ke Puskesmas Waiwerang Kota. Korban diduga ditusuk menggunakan benda tajam, bukan pisau.
Sementara korban lainnya, Rifai (25), sekarat karena mengalami luka cukup parah. Pada ubun-ubun kepala korban terdapat luka cukup parah, diduga para pelaku menggunakan botol bir memukul kepala korban, sementara wajah korban luka-luka lebam yang diduga ditarik-tarik di atas aspal dengan posisi terkelungkup dan pada bagian punggungnya tertusuk benda tajam dengan kedalaman sekitar 7 cm dan lebar 2 cm berbentuk bulat.
Rifai sempat dibawa ke Solor untuk perawatan sekaligus untuk menghindari serangan balik dari keluarga Albertus ke Wotan, namun dijemput Kepolisian Resor (Polres) Flotim untuk dirawat di RSUD Larantuka. Polisi belum menetapkan tersangka kasus perkelahian massal tersebut, karena hingga hari Sabtu (6/11/2010) belum ada satu pun keluarga yang melaporkan kejadian itu. Pihak keluarga meminta diusut tuntas, namun belum mau memberikan keterangan ke Polsek Waiwerang.
Informasi yang dihimpun wartawan di tempat kejadian perkara (TKP), Sabtu (6/11/2010), menyebutkan, kejadian itu berawal saat pesta sambut baru di rumah Lambertus Daton. Acara berjalan seperti biasa hingga tamu-tamu meninggalkan tempat pesta. Namun, usai tamu pergi, anak-anak muda seperti biasanya dengan kebiasaan pesta di Flotim selalu ada pesta musik dengan acara joget.
Saat joget-joget sekitar pukul 23.00 Wita, datang sekelompok pemuda yang di dalamnya ada Rifai, ikut berjoget. Rifai, cs merupakan tamu yang tak diundang. Karena Rifai, cs masuk, tuan pesta yang di dalamnya ada korban Albertus Ola, yang juga tamu keluarga pesta menegur agar para peserta joget tidak merokok. Namun, teguran itu rupanya kurang diterima baik oleh Rifai, cs sehingga terjadi adu mulut hingga adu otot.
Melihat itu, tuan pesta Lambertus Daton keluar untuk menegur, namun Lambertus sempat kena hantaman bambu di dahinya sehingga terluka. Tidak diketahui, siapa yang menghantam tuan rumah tersebut. Diduga, Lambertus dihantam tamunya sendiri yang secara tidak sengaja hendak menghantam Rifai, cs, namun kena tuan pesta.
Melihat kondisi itu, Rifai, cs diusir dari tenda pesta dan digiring keluar. Namun, saat keluar tenda pesta rupanya adu otot terus berlanjut hingga di perempatan jalan di depan Kantor Bank NTT yang berdekatan dengan Koramil dan di depan gudang semen.
Perkelahian massal terjadi antara pemuda yang ada dalam tenda pesta dengan pemuda yang bersama Rifai hingga menewaskan Albertus Ola. Sementara Rifai yang sudah luka parah ditolong warga setempat untuk diantar ke keluarganya di Wotan dan langsung dibawa ke Pulau Solor.
Perkelahian itu membuat Kota Waiwerang pada malam hingga siang hari mencekam. Pasar Inpres Waiwerang pada Sabtu (6/11/2010), tampak lengang.
Disaksikan wartawan di Waiwerang, darah berceceran dari depan gudang semen hingga badan jalan. Darah ini diduga milik korban Albertus Ola yang saat ini telah wafat dan dimakamkan di Kiwang Ona. Para keluarga tidak menerima siapapun tamu yang hadir selain keluarga korban.
Kasat Serse Polres Flotim, AKP I Made Pasek Riawan, SH, MH bersama tim buser dan Kapolsek Waiwerang, Ipda Abdurahman Aba, saat olah TKP di depan gudang semen milik warga setempat, Sabtu (6/11/2010) siang, mengakui telah meminta keterangan sejumlah saksi.
Namun Made mengakui, belum dapat memastikan siapa pelakunya karena tidak satu pun pihak korban yang melapor kejadian tersebut. "Kita masih minta keterangan sejumlah saksi yang melihat maupun yang tidak melihat langsung. Namun, kita kesulitan karena belum ada satu pun yang mau melapor. Dari keluarga yang meninggal minta pelakunya ditahan, tapi tidak mau melapor dan memberikan keterangan. Ini yang membuat sulit," kata Made.
Made mengatakan, barang bukti berupa balok, botol dan bambu sudah diamankan polisi. Namun, polisi belum menemukan benda tajam berupa pisau. "Kita belum tahu, apakah benda yang digunakan untuk menusuk perut dan punggung para korban menggunakan pisau atau benda lain. Tapi, hasil penyisiran belum ditemukan pisau," kata Made.
Terkait apakah perkelahian yang dilakukan sekelompok orang tersebut merupakan perkelahian antarkampung, Made membantah. "Tidak ada perkelahian antarkampung tapi antaroknum. Karena itu masyarakat jangan panik, dan takut tapi tetap melakukan aktivitas," katanya. (iva/aly)