Laporan Adiana Ahmad

Ternak di Sumtim Terserang Surra

WAINGAPU, Pos Kupang.Com---Penyakit surra menjadi ancaman serius populasi ternak di wilayah Kabupaten Sumba Timur. Berdasarkan laporan terakhir yang masuk ke Dinas Peternakan Sumba Timur, awal bulan ini jumlah ternak yang terjangkit surra telah mencapai 22 ekor, atau bertambah 11 ekor dari bulan sebelumnya.

WAINGAPU, Pos Kupang.Com---Penyakit surra menjadi ancaman serius  populasi ternak di wilayah Kabupaten Sumba Timur. Berdasarkan laporan terakhir yang masuk ke Dinas Peternakan Sumba Timur, awal bulan ini  jumlah ternak yang terjangkit surra telah mencapai 22 ekor, atau bertambah 11 ekor dari bulan sebelumnya.

Sembilan dari 22 ekor ternak yang terjangkit surra di daerah ini  sudah mati. Surra di Sumba Timur sebagian besar menyerang ternak kuda. Desa Laihau merupakan daerah pertama yang terjangkit surra sekaligus daerah dengan kasus tertinggi.

Plt. Kepala Dinas Peternakan Sumba Timur, Ir. Yohanes Radamuri, ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (23/10/2010), membenarkan peningkatan kasus surra di daerah ini. Yohanes mengatakan, pihaknya terus melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap ternak besar khusus kuda dan kerbau di wilayah Sumba Timur untuk mendeteksi penyebaran penyakit tersebut.

Radamuri mengungkapkan, penyebaran penyakit surra sangat cepat karena media penyebarannya melalui lalat hijau dan nyamuk. Desa Laihau, kata Radamuri, merupakan desa pertama yang terjangkit surra sehingga daerah ini diisolasi. "Terakhiri kita mendapat laporan dari masyarakat ada tujuh ekor kuda di Dusun Kambumuru, Desa Laihau yang sakit. Tim sudah terjun ke lokasi untuk cek, apakah tujuh ekor kuda itu menunjukkan gejala klinis surra atau bukan," kata Radamuri.

Ia mengatakan, surra di Sumba Timur sejauh ini menyerang ternak kuda dan kerbau, belum menyentuh sapi. Sampai dengan awal bulan sudah 22 ekor (21 kuda dan satu ekor kerbau) terjangkit surra. Sembilan di antaranya mati. Dengan peningkatan kasus ini, maka pemerintah berupaya semaksimal mungkin  melokalisir wilayah yang terjangkit dan melakukan pengobatan hewan, baik yang telah terjangkit maupun masih sehat sampai radius lima kilometer.

Selain pengobatan ternak, jelas Radamuri, pihaknya  memberantas lalat tabalus dan nyamuk yang menjadi media penyebaran surra.

Mengenai stok dan harga obat surra, diakuinya cukup mahal dan sejauh ini masih bisa ditanggulangi. "Saat ini stok obat kita masih cukup setelah ada bantuan Pemprop NTT. Dari APBD II Sumba Timur juga telah dialokasikan dana untuk tanggap darurat terhadap surra," ujarnya.

Dia mengungkapkan, obat pemberantasan surra cukup mahal. Satu sachet obat harganya Rp 150 ribu. Satu sachet obat  bisa untuk mengobati 4-5 ekor kuda/kerbau tergantung berat badan ternak. Selain pengobatan dan isolasi wilayah jangkitan surra, Dinas Peternakan juga memperketat lalu lintas ternak dari dan ke luar Sumba Timur. (dea)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved