Oleh Maria Matildis Banda

Bukan Mukjizat

SEBELAS hari sudah berlalu sejak tanggal 18 Agustus 2010, namun aksi perampokan bersenjata di Bank CIMB Niaga Medan belum terungkap. Menurut Polda Sumatera Utara, perampokan ini berhasil membawa uang sekitar Rp 1,5 millar. Perampok juga menewaskan seorang anggota Brimob Sumatera Utara dan membuat dua anggota petugas sekuriti bank terluka. Sayang benar, polisi belum berhasil menangkap para pe

SEBELAS hari sudah berlalu sejak tanggal 18 Agustus 2010, namun aksi perampokan bersenjata di Bank CIMB Niaga Medan belum terungkap. Menurut Polda Sumatera Utara, perampokan ini berhasil membawa uang sekitar Rp 1,5 millar. Perampok juga menewaskan seorang anggota Brimob Sumatera Utara dan membuat   dua anggota petugas sekuriti bank terluka. Sayang benar, polisi belum berhasil   menangkap   para pelaku.

Dari rekaman CCTV polisi belum bisa mengidentifikasi para pelaku karena mereka memakai penutup wajah dan sarung tangan. Foto mereka terpampang di koran, televisi, namun    topeng wajah dan senjata laras panjang yang siap tembak sepertinya memberi sinyal bahwa kasus  ini sukar-sukar gampang sukar untuk dibongkar.

                                                 ***
Menurut Rara, perampokan Bank Niaga serta berbagai perampokan lainnya, benar-benar sebuah mukjizat. Bayangkan! Jumlah pelaku enam belas  orang, menggunakan 8 buah sepeda motor! Bukankah itu sebuah mukjizat? Mereka melenggang kea turut mereka punya suka, masuk bank, angkat senjata, dan dengan enaknya kabur tanpa bekas, bagaikan kucing lepas senja.

Ke mana perginya?   Komisaris Besar Polisi M Irawan  siap menjalankan tugas untuk  membantu Kepolisian  Sumut   mengungkap pelaku perampokan.   Belum dapat ditargetkan kapan!" Demikian Kombes sebab belum dapat gambaran identitas pelaku jika dikaitkan dengan berbagai kasus perampokan bank dan jaringan perampokkan yang ada.  Rara merasa inilah sebuah mukjizat abad ini.

Menurut Rara lagi, yang patut dikatakan mukjizat adalah uang 1,5 miliyar rupiah. Bayangkan! Kalau aku   ikut rombongan rampok 16 orang, aku akan dapat bagian ratusan juta. Bukankah aku akan kaya mendadak? Bukankah aku  bisa beli pengaruh kuasa dengan uang yang aku punya? Oh ya! Kalau aku  pimpinan perampok tentu aku dapat bagian paling besar, 800 juta rupiah. Aku akan kirim paket rahasia buat polisi yang kelam kabut terkecoh oleh kehebatanku mendapat mukjizat!  Aku akan tanya Jaki, apa komentarnya soal mukjizat yang aku alami.
                                                       ***
Aku dapat mukjizat! Sungguh-sungguh mukjizat!" demikian Jaki meloncat kegirangan membuat ketiga temannya heran dan bertanya-tanya apa gerangan yang terjadi.

Kamu sudah pulang Jaki? Bawa Mukjizat apa?" Tanya Rara penasaran dengan khayalannya sendiri. Apakah lebih hebat dari perampok Bank Niaga Medan?

Aku bebas merdeka dari incaran pihak berwajib. Pada hal aku ikut terlibat dalam perampokan bank. Bayangkan! Aku menjadi saksi mata yang membaca bagaimana ketakutan karyawan dan nasabah bank itu. Aku lihat kasir cantik pingsan ketika mocong senjata kuarahkan tepat di pelipisnya. Gadis manis itu gemetar pucat pasi dan keok. Bayangkan! Aku menjadi pelaku utama dan saksi mata bagaimana satu orang anggota Brimob Polda Sumut meregang nyawa. Aku bisa lolos dengan bebas.

Bukankah ini sebuah mukjizat?" Jaki bangga bukan main.
Jaki kamu ikut merampok dan ikut membunuh?" Rara terbelalak kaget.

 Jadi kamu terlibat sebagai pelaku dan saksi mata? Itukah mukjizat menurutmu?" Nona Mia terbelalak tidak percaya.  Kamu menghilangkan  nyawa orang lain. Nyawa seorang Brimop Polda Sumut yang sedang bertugas? Apakah itu mukjizat?"

Aku terlibat! Aku saksi mata! Lebih hebat lagi, dari semua mukjisat yang aku terima adalah kebebasanku. Aku bebas! Aku bisa melarikan diri dengan aman tentram. Aku bebas! Bukankah itu sebuah mukjizat?" Jaki terkekeh-kekeh bangga dan dengan entengnya menceritakan kembali betapa detik-detik menegangkan antara dirinya dan Pak Brimob, detik-detik penuh sensasi ketika segalanya terjadi. Jaki pun dengan bangganya memperlihatkan sekantong dollar yang dibawa pulang.

Kamu bebas! Benar-benar mukjizat, Jaki!" Rara segera memihak   sambil menelan ludah melirik pundi-pundi yang dipikul Jaki.  Kapan kamu datang dari Medan?"
Jaki! Rara!" Nona Mia tergetar hatinya.  Apa yang kamu mengerti tentang mukjizat?"

Mukjizat itu sama dengan bagai mendapat durian runtuh! Bagaikan tikus jatuh ke lumbung padi, bagaikan...Bukankah demikian?" Tanyanya pada Benza yang sejak tadi diam seribu bahasa mencermati apa yang telah terjadi.

                                        ***
Benza pun memberi penjelasan menurut apa yang pernah dibaca dan dimengertinya tentang   kata mukjizat.   Mukjizat dimaknakan sebagai suatu peristiwa yang terjadi di luar kebiasaan. Mukjizat   digunakan untuk mendukung kerasulan seorang rasul, sekaligus melemahkan lawan-lawan para rasul. Pengertian ini terkait dengan Yang Mahatinggi. Orang yang suci termasuk di dalamnya Nabi dan Rasul di dalam menyampaikan ajarannya selalu mendapatkan tantangan dari masyarakatnya.

Misalnya, ajarannya dianggap obrolan bohong, bahkan dianggap sebagai tipu daya.  Untuk membuktikan kerasulan tersebut sekaligus membantah tuduhan para penantangnya, lalu  diberi mukjizat   berupa peristiwa besar yang luar biasa. Peristiwa inilah yang disebut dengan mukjizat.

Bukankah demikian Benza?" Jaki menganga memperlihatkan ketololannya.  Peristiwa inilah yang disebut mukjizat,"  Si tolol Jaki hanya mengerti bagian akhir.

 Ya betul," sambung Rara dengan lebih tolol lagi.  Kamu benar-benar dapat mukjizat bukan? Jangan lupa bagi-bagi rezeki ya..." Rara mulai merayu.

Oooh kamu juga dapat mukjizat, bukan? Dapat rezeki dari rezekiku," keduanya berlalu.
                                                 ***
Mengapa aku terpancing Jaki dan Rara?" Nona Mia terduduk lemas dan menyesali diri mesti terlibat diskusi dengan Jaki dan Rara.  Bagaimana menurutmu, Benza?"
 Itu bukan mukjizat!" jawab Benza.
 
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved