Kapal Berusia 1.000 Tahun Terdampar di Dungga
ENDE, POS KUPANG.Com -- Sebuah kapal lengkap dengan jangkarnya sekitar 1.000 tahun lalu terdampar di Kampung Dungga, Desa Dungga, Kecamatan Ende Timur, Kabupaten Ende. Kapal itu telah menjadi fosil.
ENDE, POS KUPANG.Com -- Sebuah kapal lengkap dengan jangkarnya sekitar 1.000 tahun lalu terdampar di Kampung Dungga, Desa Dungga, Kecamatan Ende Timur, Kabupaten Ende. Kapal itu telah menjadi fosil.
Tidak ada catatan sejarah yang ditinggalkan mengenai keberadaan kapal tersebut namun ada yang melukiskan kapal tersebut adalah peningggalan Nabi Nuh. "Kalau ada yang bilang bahwa itu kapal Nabi Nuh, bisa ya dan bisa juga tidak," kata Kepala Dusun Dungga, Frans Dari kepada FloresStar dan wartawan lainnya di Kampung Dungga, Sabtu (22/5/2010).
Salah satu keturunan Dungga di Desa Dungga, H.D One menceritakan kembali legenda keberadaan fosil kapal tersebut yang dituturkan secara turun-temurun. Menurut dia, kapal dan jangkar ang terdampar di Kampung Dungga itu milik seseorang yang bernama Rea Kei, kemungkinan berasal dari Pulau Kei-Maluku.
Dikisahkannya, pada zaman dahulu pada saat air laut masih menggengani wilayah yang kini dikenal dengan Desa Dungga, seseorang bernama Rea Kei berlayar dari arah timur dan tiba di Dungga. Saat itu kapal kehabisan api. Rea Kei menghentikan pelayarannya untuk meminta api kepada seseorang bernama Dungga.
Namun demikian, kata H.D One, baik Dungga maupun istrinya bernama Deo enggan memberikan begitu saja api kepada Rea Kei. Dungga dan istrinya Deo bersedia memberikan api kepada Rea Kei dengan catatan Rei Kei harus tinggal menetap di pulau atau kampung milik Dungga.
Setelah tarik-ulur soal kesepakatan itu akhirnya Rea Kei setuju dengan prasayaratan Dungga dan istrinya. Maka menetaplah Rea Kei beserta kapalnya di wilayah Dungga dan jangkar kapal pun dilego ke laut di perkampungan Dungga.
Setelah menetap dalam waktu lama, kapal milik Rea Kei turun sekitar 1.000 meter dari posisinya yang pertama. Hal tersebut terjadi karena bencana alam yang menimpa wilayah Dungga saat itu. Sedangkan jangkarnya masih tertahan di Kampung Dungga. Itulah sebabnya posisi fosil kapal dan jangkar berjauhan seperti terlihat sekarang.
Seperti disaksikan FloresStar, kapal dan jangkar yang telah membatu terpisah cukup jauh. Fosil jangkar kapal berada di bagian atas bukit Dungga sedangkan fosil kapal di kaki bukit.
Tidak sulit menemukan keberadaan fosil kapal dan jangkar berusia lebih dari 1.000 tahun ini karena lokasinya di pinggir jalan antara Ende-Detusoko. Di sana terpasang spanduk yang menunjukkan keberadan fosil kapal.
Selamat datang di pariwisata desa tertua. Desa tersebut merupakan cikal bakal Kota Ende. Lokasi 10 Km Bukit Dungga-Ende. Fosil kapal kurang lebih 1.000 tahun. Fosil jangkar. Rumah adat tertua. Makam adat tertua. Pemandangan alam. Tarian tradisional dan hiking.
Begitulah bunyi spanduk di pinggir jalan yang menunjukkan keberadaan fosil kapal dan jangkar kapal du Dungga. Anda tertarik ke sana? (romualdus pius)