Oleh Maria Matildis Banda
Demam Asap
"Aduh! Kamu ini mirip dengan asap demam berdarah!" "Apa maksudnya?"
"Memang tugasku adalah datang pada saat ada bencana!" "Jadi kalau belum bencana, kamu belum mau datang?" "Tentu saja!" "Dasar asap demam berdarah!" *** Maaf saja ya. Ini pertengkaran antara Nona Mia dan Rara. Persoalannya sepele menurut Rara tetapi serius menurut Nona Mia. Soalnya Rara ini orangnya selalu tampil pada hari kejadian. Begitu hari kejadian, baru batang hidungnya muncul di permukaan. Hujan dulu baru cari payung. Lapar dulu, baru mulai masak. Haus dulu baru setengah mati cari minum. Sakit dulu baru pontang panting cari obat. Lampu mati dan kegelapan datang dulu baru cari lilin. Padahal Nona Mia orangnya selalu siap dengan rencana matang. Air disiapkan sebelum haus, makanan disiapkan sebelum lapar, payung disiapkan sebelum hujan, pola hidup sehat sudah dirancang teratur dan rapi, dan lilin selalu ada untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu lampu mati di tengah malam gelap gulita. Makanya hubungan Rara dan Nona Mia bertolak belakang, dan serba tidak nyambung. "Ya, putus saja!" Rara tersinggung. "Bagaimana mungkin Nona Mia menghina aku sedemikian memalukan!" "Apa katanya?" Jaki ingin tahu. "Bayangkan, Nona Mia menyebut diriku ini mirip asap demam berdarah. Siapa tidak marah disamakan dengan demam asap eh asap demam seperti itu? Memangnya aku ini nyamuk?" "Demam berdarah yang lagi mewabah sekarang ini?" Tanya Jaki. "Ya yang telah merenggut nyawa anak-anak tercinta di beberapa tempat." "Mestinya kamu bersyukur disamakan dengan asap demam berdarah. Bukankah kehadiranmu itu untuk membunuh nyamuk? Bukankah kehadiranmu itu untuk memutus jaringan wabah yang merebak? Bukankah asap demam berdarah itu, fogging atau apa namanya ya? Ha ha kalau aku disamakan dengan asap demam berdarah, wah aku bangga, soalnya aku datang menyelamatkan. Mengapa mesti marah?" "Marah! Harus marah! Asap datang setelah ada kasus, setelah ada korban. Bagaimana mungkin? Aku benar-benar tidak terima!" Teriak Jaki. "Oh, paham aku! Soalnya sifatmu itu yang sama dengan hujan dulu baru cari payung, bukan sedia payung sebelum hujan, yang membuat Nona Mia menjuluki kamu demam berdarah!"