Pasca Digusur Nasib Pedagang di Jalan Polisi Militer Tak Tentu, Minta Perhatian Gubernur Laiskodat
Pasca Digusur Nasib pedagang di Jalan Polisi Militer Tak Tentu, Minta Perhatian Gubernur Laiskodat
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
Pasca Digusur Nasib pedagang di Jalan Polisi Militer Tak Tentu, Minta Perhatian Gubernur Laiskodat
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pasca Digusur oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) nasib para pedagang di Jl. Polisi Militer, Oebobo depan Kantor DPRD NTT kian tak menentu. Mereka meminta Gubernur Provinsi NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat memerhatikan nasib mereka.
Meja dan lapak mereka sudah dihancurkan dan dibongkar. Sementara dagangan, di antaranya ratusan buah kelapa pun diangkut oleh Satpol PP, sekira pukul 09.00 Wita, Selasa (30/7/2019). Mereka pun hanya terdiam lesu menyaksikan aksi Satpol PP memporakporandakan meja lapak mereka.
• TRIBUN WIKI: Ingin Cari Bambu untuk Umbul HUT Kemerdekaan RI di Kupang, Ini Lokasinya
Serlin Suryanti Lado, salah satu pedagang kelapa kepada POS-KUPANG.COM di Jl. Polisi Militer mengatakan, Satpol PP menghampiri mereka sekitar pukul 09.00 Wita menggunakan dua truk. Lantas menghancurkan meja-meja dan membongkar tenda-tenda dan mengangkut kelapa.
Ia menjelaskan, penertiban tersebut merupakan yang ke dua kali, setelah sebelumnya dilakukan penertiban pada 17 Juli 2019. Serlin bersama sejumlah pedagang mempertanyakan alasan penertiban tersebut. Pasalnya mereka sudah mengantongi ijin untuk berdagang di Jl. Polisi Militer.
• Ketua TP PKK Sumba Timur Minta Bupati Bangun Sebuah Gedung, Ini Fungsinya
"Satpol PP bilang pa Gubernur yang suruh dan kami diminta pindah ke belakang Hotel Cendana. Nah tanggal 22 Juli mereka antar surat ke kami relokasi ke belakang Hotel Cendana. Kami kaget, katanya dari Gubernur padahal di surat dari Disperindag Kota dan tembusannya Wali Kota Kupang, " ungkap Serlin.
Kemarin, Senin (29/7/2019) siang Serlin bersama beberapa rekannya menjumpai Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore di ruang kerjanya. Menurut Serlin Wali Kota tidak tau menau soal surat dari Disperindag Kota Kupang.
Lanjutnya, Wali Kota pun menyuruh mereka tetap berjualan di Jl. Polisi Militer. "Jadi kami tetap jual. Eh tadi Satpol PP datang dan hancurkan meja kami bongkar tenda dan angkut kelapa kami," ungkapnya.
Sementara itu Anastasia Tineti mengatakan, dirinya sangat kecewa dengan penertiban tersebut.
"Kalau mau tertibkan yah diatur baik-baik. Kami buat meja tenda itu pakai uang dan tidak sedikit," keluhnya.
Ia juga tak setuju Disperindag Kota Kupang meminta mereka pindah ke belakang hotel Cendana.
"Itu lokasi sangat tidak layak untuk berjualan. Banyak kotoran, kandang babi, bau busuk dan medannya banyak bebatuan, sudah jelas tidak layak dan sepi pembeli. Kami mau pindah tapi lokasinya begitu kami malah menderita" ungkapnya.
Kekesalan juga diungkapkan oleh Baltazar Mukin. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Satpol PP sangat merugikan dirinya. "Saya ini ikut koperasi harian. Sehari saja tidak jualan dan kelapa saya diangkut, saya mau dapat uang dari mana," keluhnya.
Koordinator pedagang kelapa ini mengatakan, mereka sudah sempat berjualan di belakang hotel Cendana, namun dalam sehari hanya ada satu atau dua pembeli. Sementara itu penjual nasi, ada yang tidak mendapat pembeli.
Bertemu Pejabat Sekda Kota Kupang