67 KK di Desa Lewogroma Lembata Kesulitan Air, Begini Suka Duka Mereka Setiap Hari

Sebanyak 67 KK di Desa Lewogroma Kabupaten Lembata Kesulitan Air, Begini Suka Duka Mereka Setiap Hari

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS KUPANG.COM/RICKO WAWO
Maria Asunta Gelu dan warga Desa Lewogroma, Kecamatana Atadei, Kabupaten Lembata sedang mengambil air di mata air Wai Kating, Rabu (24/7/2019) 

Sebanyak 67 KK di Desa Lewogroma Kabupaten Lembata Kesulitan Air, Begini Suka Duka Mereka Setiap Hari

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Kesulitan mengangkut air dialami sekitar 67 Kepala Keluarga yang mendiami Desa Lewogroma, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata.

Pasalnya, untuk bisa memenuhi kebutuhan air, mereka harus bolak-balik dari kampung yang berada di ketinggian bukit ke lembah di mana terdapat mata air.

Sikka Urutan Satu NTT Indeks Resiko Bencana

Mata air itu dalam bahasa setempat disebut Wai Kating dan berada di hutan lebat. Jaraknya mencapai dua kilometer dengan kondisi jalan yang berkelok-kelok menuruni punggung bukit.

Bersyukur pemerintah telah membangun jalan rabat semen sampai ke lembah sehingga cukup memudahkan perjalanan warga pergi-pulang mengangkut air.

Salah satu Warga Desa Lewogroma, yang setiap hari harus turun naik mengangkut air adalah Maria Asunta Gelu. Wanita berusia 55 tahun ini selalu mengambil air di Wai Kating setiap pagi dan sore hari.

Stasiun Klimatologi Kupang dan Peserta Sekolah Iklim Panen Jagung di Kolhua Kota Kupang

"Semua kebutuhan air di kampung ambilnya di sini," ungkap Maria, Rabu (24/7/2019) di lokasi Wai Kating.

Maria menuturkan mata air Wai Kating adalah satu-satunya tempat untuk mendapatkan air bersih dan segar bagi warga desa. Air itu dimanfaatkan untuk mandi, masak, dan minum sehari-hari.

Setiap kali pergi ke Wai Kating, Maria dan warga Desa Lewogroma menyempatkan diri untuk mencuci pakaian dan mandi selain untuk dibawa ke rumah. Biasanya mereka membawa beberapa jeriken berukuran sedang dan besar.

Di Kampung, warga juga membangun bak-bak penampung air berukuran besar. Namun, bak itu hanya dimanfaatkan untuk menampung air hujan yang juga dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Saat ditanya harapannya kepada pemerintah, Maria dan empat orang warga di sana hanya tersipu malu. Bagi Maria, kalau pemerintah tidak mau membantu kesulitan mereka dalam mendapatkan air juga tak masalah.

Warga Kampung Watuwawer, kampung tetangga Lewogroma juga mengambil air dari Wai Kating untuk keperluan adat. Diketahui mata air ini sudah dimanfaatkan sejak zaman nenek moyang mereka. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved