Gigitan Anjing di Sikka Makin Tinggi, Vaksin Anjing Terbatas
Kasus gigitan anjing di Sikka, Pulau Flores semakin tinggi,namun persediaan vaksin anjing tidak sebanding dengan pupulasi anjing.
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Adiana Ahmad
Gigitan Anjing di Sikka Makin Tinggi, Vaksin Anjing Terbatas
POS-KUPANG.COM | MAUMERE- Kasus gigitan anjing di Sikka, Pulau Flores semakin tinggi,namun persediaan vaksin anjing tidak sebanding dengan pupulasi anjing.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sikka, Ir.Hengki Sali, mengatakan tahun 2019, Sikka memiliki 22 ribu dosis vaksin, yakni 10 ribu dosis berasal dari pengadaan APBD Sikka dan 12 ribu dosis bantjuan pemeritah pusat.
“Pupulas hewan penular rabies (HPR) anjing, kucing dan kera sangat banyak kisaran 55 ribu-60 ribu ekor. Cakupan vaksinasi tidak mencapai 70 persen. Setahun harus dua kali vaksin,” ujar Hengki Sali.
Hengki Sali menyarakan penambahan anggaran pengadaan vaksin anjing dari APBD II Sikka dan meminta tambahan bantuan pemerintah pusat. Menurut Hengki Sali, vaksinasi anjing lebih murah dan aman. Bila anjing mengigit manusia resikonya fatal kematian.
Ongkos pengadaan vaksin anjing murah Rp 15.000/ampul dibanding vaksin untuk manusia korban gigitan seharga Rp 350.000 sekali suntikan atau Rp 1.050.000 untuk tiga kali suntikan.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, drh.Maria Margaretha Siko, M.Sc, mengatakan telah meminta rekanan mendatangkan sisa 2.000 dosis vaksin anjing. Meksi jumlah tersebut hanya cukup untuk desa yang belum semua tuntas vaksinasi yakni Desa Pogon, Kecamatan Waigete, Desa Koting A, B di Kecamatan Koting dan Kelurahan Kota Baru di Kecamatan Alok Timur.
• Ganas Rabies di Sikka, 22 Kasus Gigitan Anjing Positif Rabies
• Bahas Pemberantasan Rabies, Dinas Peternakan Manggarai Undang Semua Camat
• Rabies Merajalela di Sikka! 16 Warga Positif Digigit Anjing
Pola pemberian vaksin yang terputus-putus sangat menyulitkan menurunkan kasus. “Seharusnya dilakukan massal dan serentak,” kata drh.Metha.
Drh.Metha mengajak semua warga yang memelihara anjing menjadi pemilik yang bertanggungjawab. Anjing tidak dibiarkan berkeliaran bebas, namun diikat atau dikandangkan.
“Biar tidak terjadi penularan ke anjing lain dan sekaligus mencegah penularan kepada manusia. Jangan bawa anjing dari desa atau kecamatan lain, kita harus batasi perpindahan anjing,” imbau drh.Metha. (laporan wartawan pos-kupang.com, eginius mo’a)