Breaking News

Suhu di Beberapa Daerah di NTT Terasa Lebih Dingin, Yuk Simak Penjelasan BMKG !

Berdasarkan pengamatan BMKG NTT, ada penurunan suhu di beberapa kota/kabupaten di Nusa Tenggara Timur.

Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Rosalina Woso
KOMPAS.COM
Ilustrasi suhu dingin 

Suhu di Beberapa Daerah di NTT Terasa Lebih Dingin, Yuk Simak Penjelasan BMKG !

POS-KUPANG. COM | KUPANG -- Berdasarkan pengamatan BMKG NTT, ada penurunan suhu di beberapa kota/kabupaten di Nusa Tenggara Timur.

Data yang dihimpun dari BMKG Kupang, wilayah Ruteng memiliki suhu terendah yaitu mencapai angka 9°C pada 15 Juni 2019 lalu.

Kemudian disusul wilayah Bajawa, Soe, Maumere, Larantuka dan Rote.

Suhu dingin akan lebih terasa dampaknya di wilayah dataran tinggi. Sehingga masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi akan merasa lebih dingin dari biasanya.

Prakirawan BMKG Kupang, Ni Putu Nonik Prianti, kepada POS-KUPANG. COM, Kamis (27/6/2019), menjelaskan suhu dingin yang terjadi pada malam hingga dini hari di beberapa wilayah Nusa Tenggara Timur berasal dari aliran massa udara atau monsoon dingin dan kering dari wilayah Benua Australia.

Aliran massa udara di wilayah NTT di dominasi angin timuran yaitu massa udara yang berasal dari Benua Australia.

Hasil Visum, Ifan Seventeen Tidak Terbukti Berzinah dengan Citra Monica pada Saat Digerebek

Ini Tanggal Keberuntungan dan Kesialanmu Berdasarkan Zodiak, Intip yuk!

Jalinan Cinta Song Hye Kyo dan Song Joong Ki Berakhir, Resmi Umumkan Perceraian

Secara klimatologis, monsoon dingin Australia aktif pada bulan Juni, Juli dan Agustus yang umumnya merupakan periode puncak musim kemarau di wilayah selatan ekuator.

Ia menyampaikan desakan aliran udara kering dan dingin di Australia menyebabkan udara lebih dingin, terutama pada malam hari dan di wilayah dataran tinggi atau pegunungan. Monsoon Dingin Australia juga menyebabkan suhu udara musim kemarau di NTT menjadi lebih dingin dari musim hujan.

Monsoon Australia yang dingin dan kering ini, lanjutnya, juga yang menyebabkan menurunnya kelembapan di beberapa wilayah seperti yang tercatat pada hasil pengamatan tim observer BMKG Kupang pada hari ini Tanggal 26 Juni 2019, dimana RH berada di angka 27% yang artinya udaranya sangat kering untuk wilayah Kupang.

Ia mengatakan selama musim kemarau kandungan uap air di udara rendah dan menyebabkan kelembaban udara cenderung rendah.

Selain itu tutupan awan yang relative sedikit dan juga pantulan panas bumi yang diterima dari sinar matahari tidak tertahan oleh awan , tetapi langsung terbuang dan hilang ke angkasa pada malam hari.

Karena tidak ada tutupan awan ini , maka energi tersebut akan diteruskan secara besar besaran ke luar angkasa sehingga membuat bumi menjadi lebih dingin. "Fenomena ini akan berlangsung hingga Agustus," ujarnya.

Selain suhu dingin yang melanda daerah Nusa Tenggara Timur, monsoon Australia juga menyebabkan angin kencang dimana berpengaruh pada ketinggian gelombang.

Terbukti Bagi-bagi Sarung saat Kampanye, Politisi Gerindra Divonis 6 Bulan Penjara, Terbukt Bersalah

42 Paket Proyek Fisik Senilai Rp 121 Miliar di Sumba Barat Telah Ditenderkan

Renungan Harian Kristen Protestan, 27 Juni 2019,Jadilah Gandum Sampai Tiba Masa Menuai

Dijelaskan lebih lanjut saat ini matahari berada di wilayah utara (kawasan benua Asia) sehingga mengalami pemanasan maksimal.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved