Sidak Kemendag RI di Kupang-NTT, Harga Bawang dan Cabai Naik Jelang Lebaran

Harga bahan pokok dari produk hortikultura mengalami kenaikan menjelang Lebaran tahun 2019. Harga produk tersebut bahkan naik berkisar 10 hingga 15 pe

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Staf ahli Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional Dody Edward (kanan) bersama tim melakukan pemantauan ketersediaan dan harga sembilan bahan pokok di Hypermart Bundaran PU Kota Kupang, ibukota Provinsi NTT pada Rabu (8/5/2019) sore. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Harga bahan pokok dari produk hortikultura mengalami kenaikan menjelang Lebaran tahun 2019. Harga produk tersebut bahkan naik berkisar 10 hingga 15 persen dari harga sebelum pelaksanaan puasa.

Hal itu dikatakan oleh staf ahli Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional Dody Edward usai melakukan pemantauan ketersediaan dan harga sembilan bahan pokok di tiga pasar modern (retail) yang berada di Kota Kupang, ibukota Provinsi NTT pada Rabu (8/5/2019) sore.

Kelelahan Pleno, Ketua Bawaslu Sumba Barat Daya Dilarikan ke RS Karitas Weetabula

Dody mengatakan, hasil pemantauan tim Kementerian Perdagangan di tiga retail tersebut menunjukan harga bahan pokok yang mengacu kepada standar harga pasar yang ditetapkan pemerintah.

“Dari ketiga retail yang kita kunjungi, beras semua sesuai harga eceran, bahkan ada yang dibawah harga pasaran, gula juga, demikian pula minyak goreng, jadi seluruhnya mengacu kesana (harga pasar yang ditetapkan),” katanya.

Ibu-Ibu Penjual di Bazar Ramadhan Kota Waingapu-NTT Raih Omzet Jutaan Rupiah

Namun demikian, ada produk hortikultura yang mengalami kenaikan harga menjelang puasa Ramadhan tahun 2019 ini.

“Tetapi ada produk hortikultura seperti bawang merah, bawang putih dan cabe saat ini kedapatan harganya sedang naik. Contohnya bawang putih, bahkan naiknya cukup tinggi dari sebelum bulan puasa ini, di atas 10-15 % dari harga yang pasaran,” jelasnya.

Selain tiga bahan itu, ia juga menyebut daging ayam beku dan telur juga mengalami kenaikan harga di tiga pasar modern tersebut.

Ia menjelaskan, berdasarkan pengakuan dari pengelola, kenaikan harga ini terjadi karena keterbatasan supplier serta ranti pengadaan yang terlalu panjang.

“Kita sudah minta juga kepada toko ritel modern ini supaya mereka bisa mencari ataupun menghubungi para supplier yang ada, dimana mereka bisa mendapatkan harga yang lebih baik, karena yang kita dapatkan (informasi) mereka itu tidak mendapatkan dari tangan pertama tetapi sampai tangan keempat sehingga rantai pasokan itu menjadi panjang,” ujarnya. 

Oleh karena itu lanjutnya, ia telah memberi catatan agar pengelola bisa mendapatkan bahan bahan pokok tersebut dari tangan pertama sehingga dapat menjaga ketersediaannya maupun dapat menjaga harga agar tidak membengkak karena penambahan biaya tambahan transportasi.

BREAKING NEWS- Tiga Mantan Bupati Bersaing di Manggarai Raya Calon DPR RI, Ini Perolehan Suaranya

Catatan lain dari pemantauan tersebut, jelasnya, tim mendapatkan ritel tidak menyertakan atau mencatat printout harga eceran tertinggi pada kemasan bahan yang mereka jual.

“Kemudian hal lain juga kita dapati, dalam packaging atau kemasan itu masih belum mencatat print out harga eceran tertinggi, sehingga dapat membingungkan,” tambahnya.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan lanjutnya menghimbau agar pengelola ritel menyediakan stok bahan pokok sehingga masyarakat bisa memperolehnya dengan mudah dan dengan harga yang terkendali.

Selain itu, kepada para pihak seperti Pemda, Bulog dan satgas pangan maupun Pelindo, agar mendorong kelancaran dan kecepatan pasokan barang agar dapat memenuhi ketersedian di pasaran untuk menekan inflasi dan mencegah daya beli konsumen tergerus.

“Kita hadir untuk menjaga dan mengendalikannya harga itu supaya tidak menjadi liar,” bebernya. (*)

 
 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved