PP PMKRI Menilai Labuan Bajo Tidak Cocok Kembangkan Pariwisata Halal

Dari pada mengembangkan wisata halal, lebih baik BOP Labuan Bajo memfokuskan pada pengembangan Pariwisata Budaya di Labuan Bajo

Editor: Ferry Ndoen
istimewa
Ketua Lembaga Kajian Pengurus Pusat PMKRI, Alfred Nabal. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU-Baru-baru ini, Dirut Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo, Shana Fatina menyampaikan tentang rencana pengembangan wisata halal di Labuan Bajo.

Hal itu diungkapkannya dalam acara Sosialisasi Pengembangan Pariwisata Halal Labuan Bajo di Sylvi Resort, Labuan Bajo pada hari, Selasa (30/4/2019) lalu.

Wacana wisata halal di Labuan Bajo ini diyakini dapat menambah jumlah wisatawan muslim yang datang ke Labuan Bajo sehingga turut meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Liga Champions- Hadapi Liverpool, Pelatih Barcelona Waspadai Serangan The Reds

Dalam pemberitaan media daring Genpi.co yang berjudul “Jaring Wisatawan Muslim, Labuan Bajo Kembangkan Pariwisata Halal”, Wisnu Rahtomo yang tergabung sebagai Tim Percepatan Pariwisata Halal Kementerian Pariwisata menyampaikan, pariwisata halal berarti segala fasilitas dan layanan boleh digunakan oleh umat Muslim. Konsep ini bukan berarti semua harus tersertifikasi halal. Yang paling utama memenuhi kebutuhan wisatawan muslim.

Menanggapi wacana pengembangan pariwisata halal di Labuan Bajo ini, seorang tokoh muda Manggarai Barat yang juga menjadi Ketua Lembaga Kajian Pengurus Pusat PMKRI, Alfred Nabal menilai pengembangan wisata halal ini tidak cocok diterapkan di Labuan Bajo.

"Dari pada mengembangkan wisata halal, lebih baik BOP Labuan Bajo memfokuskan pada pengembangan Pariwisata Budaya di Labuan Bajo. Konsep wisata halal sangat tidak cocok diterapkan di Labuan Bajo," Ungkap Alfred melalui release yang diterima Pos Kupang, Rabu (1/5/2019).

Uskup Turang Pimpin Perayaan Pembukaan Bulan Maria di Oebelo

Alfred kemudian mencontohkan pola pengembangan pariwisata di Bali yang mengusung konsep pariwisata budaya. Konsep pariwisata budaya di Bali memiliki legitimasi yang kuat karena tertuang dalam Perda Pariwisata Budaya.

"Bali dan Labuan Bajo memiliki kesamaan dalam hal pengaruh budayanya yang masih kuat. Ke dua daerah ini memiliki penghormatan yang tinggi terhadap nilai-nilai budayanya masing-masing. Dalam hal pengembangan pariwisata, nilai-nilai budaya ini yang mestinya lebih ditonjolkan, karena sekaligus akan mengenalkan nilai-nilai budaya setempat kepada para turis," ungkap Alfred.

Menurutnya, niat Dirut BOP Labuan Bajo ini sudah baik sebenarnya, yaitu untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Hanya saja tidak tepatnya jika niat itu ditempuh melalui pengembangan wisata halal.

"Kalau masyarakat sekitar ingin dilibatkan dalam pariwisata, pengembangan pariwisata budaya lebih relevan dilakukan," lanjut Alfred.

Liga Champions- Barcelona vs Liverpool, Virgil Siap Hadang Messi

Alfred kemudian menambahkan, tanpa embel-embel halal, Labuan Bajo sebetulnya sangat ramah dengan semua turis yang datang, termasuk turis Muslim.

"BOP Labuan Bajo hendaknya menghentikan wacana dan pengembangan wisata halal ini karena tidak cocok diterapkan di Labuan Bajo," imbuh Alfred. (mm)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved