VIDEO: Begini Pengakuan Guru Pengawas Ujian yang Lecehkan Siswi SD Peserta USBN di Kupang NTT
VIDEO: Begini pengakuan guru pengawas ujian yang lecehkan siswi SD peserta USBN di Kupang NTT.
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
VIDEO: Begini Pengakuan Guru Pengawas Ujian yang Lecehkan Siswi SD Peserta USBN di Kupang NTT
POS-KUPANG. COM l KUPANG - VIDEO: Begini pengakuan guru pengawas ujian yang lecehkan siswi SD peserta USBN di Kupang NTT.
Pengawas ujian USBN di Kupang NTT bernama M Saleh Bata ini dilaporkan tidak mengawasi ujian dengan baik dan malah melecehkan seorang siswi peserta ujain di salah satu sekolah di Kupang.
Kejadian itu terjadi Kamis (25/4/2019) di salah satu SD di Kota Kupang.
Selain memegangi bagian badan dari salah satu siswi dimaksud, guru yang berasal dari SD MHDY 2 Kupang ini juga memukul kepala siswa, memukul jidat siswa agar cepat kerja soal, dan perbuatan tak sopan lainnya.
Perbuatan Saleh itu akhirnya diadukan siswa kepada orang tua dan orang tua mendatangi sekolah Jumat (26/4/2019).
• Guru Pengawas USBN di Kupang Bantah Lakukan Pelecehan Terhadap Siswi SD
• VIDEO: Heboh Pengawas Ujian Pegang Dada Siswi SD Peserta USBN, Orangtua Ngamuk di Sekolah
Hadir dalam kesempatan itu, guru pelaku pelecehan siswi dimaksud, kepala sekolah SD MHDY 2 Kupang, Kepala skeolah tempat berlangsungnya USBN Kupang, da pihak DInas Pendidikan Kota Kupang.
Dalam kesmepatan itu, pelaku pelecehan siswi dimaksud mengakui perbuatannya dan meminta maaf. Beginilah pengakuannya.
* ORANGTUA SISWI NGAMUK DI SEKOLAH
Untuk diketahui, orangtua siswi salah satu SD di Kota Kupang, Jumat (26/4/2019) pagi datangi sekolah dimaksud dan mengamuk.
Hal ini terjadi lantaran anak perempuannya yang mengikuti ujian USBN, Kamis (25/4/2019), dilecehkan oleh M Saleh Bata, guru pria pengawas ujian yang berasal dari SD MHDY 2 Kupang.
Guru itu memegang dada siswi dimaksud saat berada di ruang ujian.
Saat memegang dada muridnya itu, Saleh menanyakan alamat si murid.
Kejadian itu dilihat juga oleh beberapa siswa/i di ruangan itu.
Sepulang dari sekolah, siswi dimaksud langsung melaporkan kejadian itu kepada orangtuanya.