PMI Asal NTT Mati, Padma Desak Pemerintah Jangan Lelap
Semakin maraknya kematian Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal asal Propinsi NTT
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso
PMI Asal NTT Mati, Padma Desak Pemerintah Jangan Lelap
POS-KUPANG.COM| MAUMERE-- Semakin maraknya kematian Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal asal Propinsi NTT, Direktur Lembaga Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (Padma) Indonesia, Gabriel Goa minta pemerintah tidak tidur lelap.
“Banyak PMI ilegal mati, ada yang terancam hukuman mati dan korban human traffickng. Pemerintah jangan tidur lelap, Presiden Jokowi jangan lamban,” kata Geby, sapaan Gabriel Goa, menghubungi POS-KUPANG.COM, Senin (1/4/2019).
Hari Sabtu (30/3/2019), masyarakat Propinsi NTT menerima jasad Benediktus Banoet (24) asal Kampung Kotafun, Desa Lamudur, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malak, meninggal di Malaysia.
Bendiktus, jasad PMI ke-31 meninggal selama bulan Januari sampai Mafret 2019.
• Hasil Pertandingan Liverpool vs Tottenham Skor 2-1, Gol Bunuh Diri Menangkan The Reds
• Bupati Ende Lantik 267 Pejabat Eselon 3 Dan 4
• Pemda Malaka Sediakan Penginapan Gratis Bagi Tim El Tari Cup
• Sinopsis Her Private Life, Drama Korea Park Min Young & Kim Jae Wook Pengganti Touch Your Heat
Geby, mendesak Presiden RI segera mendesak Kemenlu, Kemenaker, Kemenhukham, Kemenhub, KKP dan BNP2TKI,segera mendata dan mengurus PMI ilegal menjadi legal bekerja di luar negeri.
Ia juga minta Presiden RI dan kementerian terkait mengeluarkan Perpres dan Peraturan Menteri terkait PMI. Membentuk Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Human Trafficking mulai dari Pusat dipimpin oleh Menko Polhukham hingga ke desa-desa. menindak tegas mafiosi human trafficking.
“Kami minta pemerintah tegas hanya mengirim minimal lulusan SMK/SMA hingga sarjana yang sudah dilatih di BLK dan melalui LTSA. Tidak lagi mengirim ke negara-negara yang belum meratifikasi Konvensi ILO dan HAM PBB seperti Arab Saudi untuk melindungi PMI agar tidak lagi diinjak-injak harkat dan martabat mereka,” tadas Geby. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eginius Mo’a)