Garam di NTT Berkualitas Apalagi perairan NTT Belum Terkontaminasi Logam.
Potensi garam di Nusa Tenggara Timur cukup menjanjikan karena hampir semua daerah terdapat garam. Inilah daerah potensi garam.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Hermina Pello
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Potensi garam di Nusa Tenggara Timur (NTT) cukup menjanjikan. Sebab hampir di semua daerah terdapat garam.
Hal ini disampaikan Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) NTT, Nasir Abdullah MM yang dikonfirmasi melalui Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Industri, Drs Bernad Haning, Rabu (27/3/2019).
Menurut Haning, garam di NTT memiliki potensi yang bagus, selain juga kualitas. Apalagi, perairan NTT belum terkontaminasi logam.
• BREAKING NEWS: 521 Kendaraan Bermotor ASN Lingkup Pemkab Kupang Tunggak PKB, Ini Penjelasannya
• Hari Keempat UNBK di NTT, Tak Ada Siswa ikut Ujian Susulan
"Potensi garam kita besar, karena kita provinsi kepulauan dengan memiliki garis pantai yang sangat panjang. Kita juga kembangkan teknologi geomembran untuk memicu petani dan pemerintah kabupaten/kota bisa bersama kembangkan potensi ini," kata Bernad kepada Pos Kupang.
Ia menjelaskan keunggulan lain, karena kondisi iklim, yakni panas atau musim kemarau yang panjang sehingga menguntungkan.
Tentang produksi setiap tahunnya, ia mengakui, selama ini rata-rata produksi berkisar 15 ribu ton per tahun.
"Investor juga ada. tapi ada yang tidak serius, sehingga pasang surut juga. Program Pak Gubernur tentang garam saat ini dengan target produksi per tahun mencapai 20 ribu ton," ujarnya.
Haning merinci beberapa daerah potensi garam di NTT. Antara lain Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Malaka, dan Alor. Begitu juga dengan Kabupaten Lembata, Flores Timur, Sikka, Ende, Nagekeo, Manggarai, Sumba Timur, Rote, dan Sabu Raijua.
Ia mengatakan ada perusahaan masuk di beberapa daerah. Ada yang berproduksi secara baik, ada juga yang perusahaannya tidak serius.
Sedangkan soal produksi garam, apakah langsung dikonsumsi atau dijual, ia mengatakan, memang perusahaan yang ada menghasilkan garam curah.
Kemudian garam dikirim keluar NTT. Dalam hal ini ada yang dikirim ke Surabaya untuk diolah menjadi garam konsumsi, ada yang untuk garam industri. Haning mengakui pemerintah melakukan pendampingan dan percontohandi beberapa daerah seperti di Lembata.
"Kita buat lahan percontohan dengan menggunakan geomembran sehingga menghasilkan garam yang bersih, namun masih perlu diuji kandungan yodium," ujarnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)