585 Warga Terserang DBD di Sumba Timur, 15 Orang Meninggal Dunia

Dari Total 585 tersebut, jelas Chrisnawan sebanyak 15 orang pasien meninggal dunia. Sedangkan 1 pasien dari Nggoa itu belum didiagnosa meninggal karen

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/ROBERT ROPO
Dr.Chrisnawan Try Haryantana sedang memberikan keterangan kepada wartawan. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM | WAINGAPU--Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumba Timur merilis data derdasarkan yang dilaporkan oleh ketiga Rumah Sakit yaitu RSUD Umbu Rara Meha, RSK Lindimara, dan RSU Imanuel Waingapu sepanjang Tahun 2019 sampai dengan, Selasa (5/3/2019) sudah mencapai 585 Kasus pasien yang menderita demam berdarah dangue (DBD).

Kadis Kesehatan Sumba Timur Dr.Chrisnawan Try Haryantana menyampaikan hal itu ketika dikonfirmasi para wartawan di ruang kerjanya, Rabu (6/3/2019).

Dari Total 585 tersebut, jelas Chrisnawan sebanyak 15 orang pasien meninggal dunia. Sedangkan 1 pasien dari Nggoa itu belum didiagnosa meninggal karena DBD.

"Jadi ini yang data kita rilis dari 3 Rumah Sakit itu 585 sampai dengan 5 Maret 2019 dan meninggal 15 pasien. Satu pasien dari Nggoa itu meninggal bukan karena DBD,"Jelas Chrisnawan.

Kata dia, terkait langkah memberatas nyamuk DBD ini, pihaknya Dinas Kesehatan sudah sejauh ini setelah ditetapkan DBD sebagai KLB, maka pihaknya telah melakukan pembagian abate, fogging nyamuk DBD, sosialisasi kepada masyarakat di semua publik baik di gereja, sekolah, mesjid, dan tempat-tempat publik lainya, serta di pertemuan atau rapat-rapat.

Selain itu berdasarkan rapat koordinasi dan diinstruksikan oleh Sekda untuk para kepala Desa, para camat, Puskesmas-puskesmas, Pustu untuk bekerja sama menanggulangi DBD tersebut dengan membentuk posko-posko DBD.

Bukan hanya itu, terkait langkah penanganan DBD setelah ditetapkan DBD ini pulah,kata Chrisnawan, bupati Sumba Timur juga telah mengingtruksikan agar semua elemen masyarakat agar bergerak bersama memberantas DBD ini.

"Namun setelah instruksi bapak bupati ini, ternyata belum maksimal juga dilakukan masyarakat. Padahal maksud intruski ini untuk semua bergerak memberantas nyamuk DBD ini,"Kata Chrisnawan.

Chrisnawan juga mengatakan, untuk fogging ini tidak menjawab semua permasalahan terkait DBD ini, karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, karena terbukti sejauh ini, meskipun tempat yang sudah difogging pun masih ada pasien DBD.

Menurut Chrisnawan cara ampuh untuk memberantas nyamuk DBD ini agar membresihkan sarang-sarang nyamuk di lingkungan dengan 3 M plus dan sarang nyamuk ini sangat banyak di lingkungan masyarakat.

"Kami menemukan banyak sekali tempat perlindungan nyamuk di rumah tangga, contohnya kita masih menemukan ban bekas tempat sarang nyamuk DBD di Matawai, di KM 4, dan tempat lainya di Kota Waingapu ini, bahakan ada yang pengusaha ban ini juga anaknya lagi di rawat di Rumah sakit karena DBD.

Nyamuk DBD ini terbangnya itu hanya berkisaran 100 lebih meter saja, jadi tidak mungkin nyamuk itu datang dari kabupaten lain,"kata Chrisnawan.

AYam Goreng Berulang, Warga Kupang Perlu Tanya Sertifikat Layak Sehat Rumah Makan

Kata Chrisnawan, sehingga pihaknya meminta agar masyarakat selalu bergerak untuk membresihkan sarang nyamuk di rumah tangga masing-masing.

Selain itu cara ampuh lainya dengan juruh pemantau jentik nyamuk di Rumah tangga masing-masing, terkait hal ini pihaknya sudah bekerja sama dengan dinas Pendidikan untuk di sekolah-sekolah murid-murid diminta untuk jadi juru pemantau jentik nyamuk di rumah tangga masing-masing.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved