Rakor Pemulangan PSK, Ciptakan Kota Kupang Bermoral

Kebijakan Pemerintah Kota Kupang menutup lokalisasi di Alak, bertujuan menciptakan Kota Kupang yang bermoral dan berakhlak mulia.

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Oby Lewanmeru
Suasana Rakor penutupan KD yang berlangsung di Hotel Maya, Senin (4/3/2019). 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Direktur Rehabilitasi Sosial, Tuna Susila dan Korban Perdagangan Orang, Kementerian Sosial RI, Dr. Sony W Manalu, M.M mengatakan, kebijakan Pemerintah Kota Kupang menutup lokalisasi di Alak, bertujuan menciptakan Kota Kupang yang bermoral dan berakhlak mulia.

Manalu menyampaikan hal ini ketika menyampaikan materi pada acara rapat koordinasi (Rakor) Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE ) di Hotel Maya, Senin (4/3/2019).

Hadir pada acara ini Penjabat Sekda Kota Kupang, Yos Rera Beka, Kadis Sosial Kota Kupang, drg. Retnowati, Ketua MUI NTT, H. Abdul Makarim dan lainnya.

Bawaslu Manggarai Barat Dalami Keterlibatan Seorang ASN Saat Kampanye Salah Satu Calon

Menurut Manalu, rakor itu merupakan rakor termahal, karena berhubungan dengan kemanusiaan. Bahkan, sangat berguna karena pemerintah berniat menciptakan Kota Kupang bermoral dan beraklak tinggi.

"Pada acara rakor ini kita ingin memastikan dan memanusiakan penghuni lokalisasi atau eks PSK. Memang tidak ada orang di lokalisasi yang jujur pada orang tuanya," kata Manalu.

Empat Tahun Tak Digunakan, Rumah Jabatan Bupati TTS Akhirnya Ditempati

Dia juga mengatakan, penghuni lokalisasi tidak mungkin kaya. Karena itu jika hari ini ada yang berhenti, maka pemerintah tidak mungkin membiarkan para eks.

"Maka stop dan hari ini buka warung itu, kita bantu modal. Ibu Menteri Sosial juga dorong, gerakan menuju Indonesia bebas lokalisasi prostitusi pada 2019," ujarnya.

Dia menyebutkan data rehabilitasi tahun 2015, ada 168 lokalisasi dengan jumlah 64.435 tuna susila, karena itu Menteri Sosial RI bertekad Indonesia Bebas Prostitusi 2019.

Manalu juga mengisahkan bagaimana Wali Kota Surabaya bekerja keras menutup lokalisasi.

"Di Jawa Timur ada 56 lokalisasi dan khusus di Kota Surabaya ada 6 lokalisasi yang memiliki PSK dengan jumlah lebih tinggi, yakni 9.000 orang. Masa Kota Kupang hanya 100 lebih PSK harus bertahun-tahun untuk menuntaskan lokalisasi ini," katanya.

Dia mengatakan, apa yang ditempuh Pemkot Kupang itu semata-mata merupakan niat baik dan niat mulia bagi semua.

"Ini urusan seluruh RI, bukan hanya Kota Kupang. Karena itu pemerintah harus menjelaskan kepada rakyat dengan baik soal penutupan ini," ujarnya.

Dia mengakui, sudah berkunjung ke beberapa negara dan ternyata Indonesia adalah negara yang paling banyak memiliki lokalisasi.

"Kita dapat medali emas,karena RI banyak lokalisasi jika dibandingkan dengan negara lainnya. Kita selalu katakan bule free sex tapi sulit kita temukan seperti di spanyol, perancis dan lainnya," ujarnya.

Penjabat Sekda Kota Kupang, Yos Rera Beka mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang tetap mencari solusi bersama dalam rangka pemulangan eks PSK lokalisasi Karang Dempel ,Kecamatan Alak, Kota Kupang.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved